BI NTB Kembangkan Padi Varietas Gamagora 7 di Lombok Tengah  

Tanam perdana padi Varietas Gamagora 7 hasil penelitian Dosen Pertanian UGM yang dikembangkan di Kelompok Tani Remaja Desa Pegembur, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Kamis (16/5).

PRAYA – Bank Indonesia mengembangkan tanaman padi Varietas Gamagora 7 perdana di NTB, khususya untuk wilayah Lombok Tengah dengan menggandeng Kelompok Remaja Tani, Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Kamis (16/5). Pengembangan perdana tanaman padi varietas Gamagora 7 ini merupakan hasil penelitian dari dosen Fakultas Pertanian Univesitas Gajah Mada (UGM), yang diyakini berkualitas bagus, karena memiliki anak batang yang banyak hingga 15 batang.

Kepala Perwakilan BI NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan pengembangan tanaman padi varietas Gamagora 7 ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan produksi padi di NTB dan pengendalian inflasi daerah.

“Inflasi itu besar disumbang produk beras, makanya kami konsen juga pengembangan tanaman padi. Seperti kami menghadirkan pengembangan tanaman padi varietas Gamagora dengan harapan produksi melimpah, kendalikan inflasi dan petani sejahtera,” kata Berry Harahap di sela-sela kick off tanam perdana padi Varietas Gamagora dengan menggandeng Kelompok Remaja Tani, Desa Pengembur, Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Hadir juga Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah, Ketua Tim Peneliti Gamagora 7 UGM Dr Taryono dan tamu undangan lainnya.

Berry mengatakan harga beras mengalami kenaikan cukup tinggi, sejak 2023 sampai pertengahan 2024 ini, dampak perubahan iklim. Kenaikan harga beras itu juga berdampak besar terhadap laju inflasi yang cukup tinggi di sumbang komoditas beras.

Baca Juga :  Jaga Pemulihan Ekonomi, BI NTB Gelar Vaksinasi Booster

Oleh karena itu, Bank Indonesia berkolaborasi dengan kelompok tani dalam melakukan pengendalian inflasi melalui peningkatan produksi ketahanan pangan dengan mengembangkan tanaman padi Varietas Gamagora 7 di NTB.

Menurut Berry, pengembangan Varietas Gamagora 7 ini tidak hanya untuk menjaga inflasi, tapi juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Karena varietas padi Gamagora 7 ini juga sudah diujicoba di sejumlah daerah, seperti di Jawa Timur, Lampung dan hasilnya cukup memuaskan. Selain produktivitasnya bisa mencapai 8-10 ton per hektare, juga berasnya kelas premium.

“Di NTB baru di Kelompok Tani Remaja di Lombok Tengah dikembangkan untuk pembenihan. Harapannya nanti hasil pengembangan benih ini bisa disebar ke petani yang ada di NTB,” katanya.

Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah menyambut baik program pengembangan tanaman padi Varietas Gamagora 7 dan menjadikan Lombok Tengah yang pertama di NTB yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

“Program ini kita harapkan dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi petani dan mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional. Kami juga berharap petani untuk melaksanakan program ini dengan baik,” kata Wabup Nursiah.

Wabup Nursiah menyebut luas lahan pertanian di Lombok Tengah mencapai 52 ribu hektere dengan produksi beras mencapai 350 ribu ton selama setahun. Sementara kebutuhan konsumsi beras di Lombok Tengah hanya 135 ribu ton, yang artinya ada surplus mencapai 190 ribu ton beras.

Baca Juga :  BI Gelar WNT Trade Forum 2023 Pertemukan UMKM dengan Pengusaha Asal Malaysia

“Surplus ini yang kemudian banyak dibeli oleh pengusaha luar NTB,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Varietas Gamagora 7 UGM Dr Taryono menjelaskan umur panen Varietas Gamagora 7 mencapai 105 hari untuk di lahan sawah dan bisa 90 hari jika di lahan tadah hujan. Potensi produktivitas dari Varietas Gamagora 7 bisa di kisaran 7 ton hingga 10 ton gabah kering giling (GKG).

“Kualitas berasnya premium, putih. Kami sudah melakukan tanam Varietas Gamagora 7 ini di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan Lampung dan Kalimantan sudah memesan,” terangnya.

Peneliti senior UGM ini berharap dengan kehadiran padi Varietas Gamagora 7, nantinya produksi padi di NTB semakin melimpah, dan eksis sebagai lumbung pangan nasional. Selain itu, dengan produktivitas yang tinggi, diharapkan bisa mensejahterakan masyarakat petani di NTB.

“Varietas Gamagora ini tahan terhadap serangan hama. Yang penting, petani merawat dengan baik. Varietas Gamagora 7 ini jangan di tanaman di gogo lahan kering, karena ada resikonya dan gak tahan,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda