Belajar Daring Perburuk Mutu Pendidikan

Prof H Mahyuni (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pengamat pendidikan dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeritas Mataram Prof H Mahyuni mengatakan selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem dalam jaringan (Daring) berlangsung, perkembangan peserta didik dari semua jenjang SD, SMP maupun SMA sederajat mengalami penurunan drastis dan menjadi catatan buruk terhadap kemampuan siswa.

Hal ini, dibuktikan selama pembelajaran daring karena pandemic Covid-19 ini tidak ada yang belajar secara menyeluruh. Bahkan terkesan hanya memaksakan kehendak saja. selain itu, kondisi pembelajaran daring ini membuat peserta didik menjadi jiwa individualis. Selain itu, karakter peserta didik akan tergerus.

“Bagaimana mau bagus mutu pendidikan, pastilah menurun dan bahkan bisa buruk terhadap peserta didik jika proses pembelajaran ini berlangsung secara daring. Terlebih lagi jika Diinas Pendidikan kabupaten/kota tidak mempunyai konsep untuk pembelajaran walaupun simulasi,” kata Prof Mahyuni.

Menurut guru besar di FKIP Unram ini, bahwa kebanyakan orang tua wali mengeluh terkait dengan hal ini. Dengan kondisi ini, ia menyarankan agar Dinas Dikbud kabupaten/kota untuk segera mencari solusi seperti yang dilakukan oleh Dinas Dikbud Provinsi NTB untuk jenjang SMA, SMK dan SLB. Selain itu, tidak semua daerah di 10 kabupaten/kota memiliki fasilitas internet dan ini harus menjadi atensi pemerintahan.

“Kalau di Kota Mataram bisa menggunakan sistem daring akan tetapi di daerah terpencil bagaimana. Hal ini tentunya menjadi atensi semua pihak termasuk pemerintah,” ujarnya.

Oleh karena itu, Prof Mahyuni menyarankan agar dilakukannya pembelajaran tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau saya solusi harus masuk melaksanakan belajar tatap muka di sekolah. Kalau memang konsisten untuk menerapkan protokol dengan ketat,” jelasnya.

Selain itu, orang tua wali dan siswa sudah jenuh selama melakukan KBM secara daring.

“Silahkan saja tanyakan orang tua wali wajib dia mau anaknya masuk sebab jika tetap seperti ini, maka dunia pendidikan akan jalan di tempat dan keterbelakangan,” ucapnya.

Menurutnya, kondisi wabah Covid-19 ini jangan menjadi tameng untuk tidak melakukan KBM dan pihaknya yakin guru juga merasakan yang sama dirasakan oleh peserta didik selama ini.

“Makanya kita minta supaya Dinas Pendidikan di kabupaten/kota untuk mengikuti sistem yang dilakukan oleh Dinas Dikbud NTB selama proses simulasi ini,” sarannya.

Terpisah orang tua wali, Helmayani mengaku prihatin dengan penerapan selama melakukan KBM di rumah, walapun dengan sistem daring namun kebanyakan bermain-main.

“Kebanyakan main-main selama ini kalau belajar daring,” katanya. (adi)

Komentar Anda