Awal Musim, Pedagang Manggis Panen Untung

MAHAL : Salah satu pedagang manggis di Narmada kemarin. Karena awal musim, harga Manggis masih mahal yakni di atas Rp 50 ribu per kilogram (Rasinah Abdul Igit/Radar Lombok)

GIRI MENANG– Harga manggis Narmada di hampir semua titik penjualan buah di Lombok Barat tinggi lantaran baru memasuki awal musim. Pedagang rata-rata menjual manggis dengan harga di atas Rp 50 ribu per kilogram. Saat buah melimpah, harga bisa mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. “ Ini karena baru masuk awal musim,” kata salah seorang pedagang di komplek penjualan buah di dekat Pasar Narmada, Inaq Muderah (46) kepada koran ini kemarin.

Meski mahal, manggis tetap diburu pembeli. “ Tetap laris-manis meski mahal,” ungkap Sukri (50), pedagang lainnya di Keru Narmada pada hari yang sama.

Narmada adalah kecamatan subur yang dikenal salah satunya sebagai daerah penghasil buah Manggis. Sejak puluhan tahun lalu masyarakat Narmada membudidayakan Manggis secara serius. Kebun-kebun Manggis banyak terdapat di wilayah Keru, Batu Mekar, Tanak Tepong dan Sesaot. Perkebunan juga terdapat di desa-desa kecamatan Lingsar, seperti Duman dan Peteluan Indah.

Baca Juga :  Fauzan Ingin Hasil Prestasi Pemkab Ditahu Masyarakat

Warga begitu bersabar dengan waktu panen manggis yang terbilang lama tepatnya sewaktu pohon telah berumur puluhan tahun. Jadwal panen pun hanya sekali setahun yakni pada bulan November, Desember hingga Januari. Warga kemudian sadar bahwa buah ini begitu dicari pembeli.

Lombok Barat adalah kabupaten paling potensial mengembangkan Manggis terutama di di Kecamatan Narmada dan Lingsar yang curah hujannya tinggi. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan, potensi lahan pengembangan manggis di daerah ini seluas 250 Ha, sekitar 100 Ha sudah ditanami manggis dan sekitar 11.599 pohon dan sekitar 7.929 pohon termasuk tanaman berproduksi. Rata-rata produksi sebesar 579 kwintal per tahun.

Baca Juga :  LCC Diminta Bekerja Keras Genjot Pengunjung

Sejarahnya, para pemilik kebun di dua kecamatan ini memulai menanam Manggis hanya untuk kebutuhan keluarga. Di kebun-kebun yang biasanya ditanami pepohonan non buah, mereka hanya menanam 2 sampai 3 pohon saja. Baru setelah warga mulai melihat keuntungan penjualan, mereka mulai menanam Manggis secara masal dan profesional. Pelan dan pasti, Manggis Narmada dikenal luas dengan citarasa yang khas.

“ Kami memiliki kebun yang lumayan. Satu pohon bisa hasilkan lebih dari 100 kilo saat panennya,” demikian dikatakan Rus (45), warga Peteluan Indah, Lingsar. Manggis Narmada juga sudah merambah pasar ekspor sejak lama. Beberapa negara yang menjadi tujuan adalah Korea, Cina dan Jepang. Meski demikian, sulit mengidentifikasi bahwa buah-buah tersebut berasal dari Narmada. Pasalnya, eskpor dilakukan melalui proses labelling di Bali.(git)

Komentar Anda