Angin Kencang, Tiga Bulan Nelayan Awang tak Melaut

PRAYAPara nelayan yang berada di Dusun Awang Desa Mertak Kecamatan Pujut, sejak tiga bulan terkahir memilih untuk tidak pergi melaut. Bahkan saat ini tidak hanya nelayan yang berasal dari awank, ada sekitar lima puluh kapal nelayan asal pulau Jawa juga memilih menyandar di pelabuhan awang akibat cuaca buruk.

Salah seorang nelayan Awang Desa Mertak, Suardi menuturkan, sejak tiga bulan lalu, dirinya bersama para nelayan yang ada di wilayah tersebut memilih untuk tidak turun melaut. Hal ini karena kondisi yang tidak memungkinkan karena adanya gelombang dan angin besar yang sangat membahayakan para nelayan jika melaut. ā€œKondisi ini membuat kami hanya diam di rumah dan menunggu cuaca membaik, jika ada yang turun melaut itu karena terpaksa dan itupun melaut cari ikan di sekitar saja. Jadi dengan keadaan atau kondisi cuaca yang seperti ini, biasanya nelayan yang nekad melaut juga tidak mendapatkan ikan sesuai harapan,ā€ ungkap Suardi, Selasa (25/6).

Baca Juga :  Kesucian Bunga Diduga Direnggut Ayah Tiri

Para nelayan yang nekat ini, biasanya mendapat ikan sekedarnya saja dan hanya cukup untuk dikonsumsi. Bahkan tidak jarang nelayan meski nekat melaut tapi hasilnya tidak dapat apa-apa. Hal inilah yang membuat para nelayan lebih banyak memilih untuk tidak melaut sembari menunggu cuaca membaik. ā€œTerkadang teman-temen yang nekat melaut tidak dapat sama sekali, bahkan saat ini banyak juga kapal nelayan dari Jawa yang menyandar cari perlindungan karena cuaca buruk,ā€ terangnya.

Dengan kondisi mereka yang tidak melaut maka secara otomatis berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi setiap hari yang mengalami kekurangan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup, banyak para nelayan yang memilih untuk berhutang, mengingat selama mereka tidak melaut diakui tidak ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah. ā€œKita kalau mau nekat melaut juga tetap tidak berani ke tengah, makanya tidak maksimal dan bahkan bisa kita bilang hasil yang kita dapatkan tidak mampu mengembalikan harga bahan bakar perahu yang kita gunakan untuk melaut. Makanya kini kita memilih tidak melaut dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ya kita berutang,ā€ tegasnya.

Baca Juga :  MotoGP Kian Dekat, Hosting Fee Masih Diperjuangkan

Sementara itu, salah seorang pedagang ikan di Dusun Awang Desa Mertak, Zubaedah menegaskan bahwa dengan masih adanya angin kencang dan membuat para nelayan tidak melaut ini, membuat kondisi ikan laut saat ini sangat limit dan langka. Jika ada tapi harganya juga sangat mahal, biasanya untuk satu bak jika cuaca baikĀ  harga ikan hanya Rp 150.000 per bak tapi sekarang menjadi Rp 250.000. ā€œSelain mahal, ikan laut di awang juga menjadi rebutan pedagang, bahkanĀ  sejak tiga bulan lalu kita para pedagang hanya menunggu ditepi pantai,ā€ katanya. (met)a