Potensi Raihan Suara Zul-Rohmi Bisa Tergerus

Dengan Gagal Majunya Paket Hasan di Lobar

Potensi Raihan Suara Zul-Rohmi Bakal Tergerus
MASSA PENDUKUNG: Ribuan massa pendukung paket Zul-Rohmi ketika diantar mendaftar di KPU beberapa waktu lalu. (Dok/Radar Lombok)

MATARAM – Kegagalan Partai Demokrat mengusung TGH Hasanain Juaini-Sulhan Mukhlis Ibrahim (Paket Hasan) di pilkada Lombok Barat diprediksi bakal berimbas kepada potensi raihan suara dan tingkat elektoral pasangan cagub dan cawagub Zulkieflimansyah-Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Baca Juga :  Empat Paslon Bupati Lombok Timur Deklarasi Kampanye Damai

Pengamat politik NTB, Agus MSi menilai, gagalnya skenario koalisi linier yang dirancang Demokrat sejak awal di pilkada serentak 2018 berimbas kepada efektivitas dan optimalisasi kerja-kerja politik bagi pemenangan pasangan calon (paslon) yang  diusung baik di pilkada NTB dan pilkada kabupaten/kota. Partai Demokrat di pilkada Lobar, gagal mengantarkan paket Hasan mendaftar ke KPU sebagai kontestan. “Dengan kondisi ini, imbasnya kepada efektivitas dan upaya pemenangan paket Zul-Rohmi yang di wilayah Lobar,” kata mantan komisioner KPU NTB, kepada Radar Lombok, Jumat kemarin (12/1).

Menurutnya, efektivitas dan daya dukung bagi pemenangan paket Zul-Rohmi di wilayah Lobar, tidak bakal sekuat jika Demokrat mampu mengantarkan paket Hasan berkompetisi di pilkada Lobar. Dengan gagal majunya paket Hasan, akan kian menambah berat tantangan harus dihadapi paket Zul-Rohmi di wilayah Lobar. Dampaknya pun akan berimbas kepada potensi raihan suara dan tingkat elektoral bagi paket Zul-Rohmi. “Dengan jumlah pemilih terbesar ketiga di pilkada NTB, dukungan di kabupaten Lombok Barat bisa menjadi penentu kemenangan bagi kandidat,” jelas dosen UIN Mataram tersebut.

Atas dasar itu, ia berpandangan, paket Zul-Rohmi harus bekerja ekstra lebih keras  untuk melakukan penetrasi di wilayah Lobar dan meraih dukungan suara. Kegagalan paket Hasan berlaga, dinilai sebagai kurang akurat Partai Demokrat membaca dinamika politik dan mempersiapkan langkah antisipasi. Akibatnya, Partai Demokrat pun gigit jari dan hanya menjadi penonton.”Saya kira ini preseden buruk bagi Demokrat. Karena gagal mengusung kader punya potensi menang,” terangnya.

Pegiat dan pemerhati politik, Bambang Mei Finarwanto melihat dengan tidak terwujud koalisi linier yang dirancang Demokrat, akan memunculkan kerumitan dan kesulitan tersendiri dalam melaksanakan berbagai kerja-kerja politik pemenangan. Adapun di wilayah Lobar, ia memperkirakan mesin politik Partai Demokrat dan PKS akan bekerja sendiri-sendiri bagi pemenangan paket Zul-Rohmi. Lantaran, di pilkada Lobar PKS memberikan dukungan kepada paket Fauzan Khalid-Hj Sumiatun.  “Syukur-syukur  di Pilkada Lobar, Demokrat melabuhkan dukungan kepada paket Zaitun. Sehingga koalisi bisa linier,” terangnya.

Baca Juga :  KI NTB Kawal Keterbukaan Informasi Publik di Pilkada

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bappilu DPD Partai Demokrat NTB, Nashib Ikroman menegaskan, itu sebagai tantangan dan sekaligus peluang harus mampu dijawab Partai Demokrat dan parpol mitra koalisi memenangkan paket Zul-Rohmi. Meski begitu, ia optimis Partai Demokrat dan parpol mitra koalisi akan mampu menghadapi berbagai macam situasi politik dihadapi di Lobar dalam rangka kerja-kerja politik bagi pemenangan paket Zul-Rohmi. “Semua itu menjadi pemacu dan spirit bagi kami memenangkan Zul-Rohmi di Lobar,” pungkasnya. (yan)

Komentar Anda