Di Mataram baru-baru ini muncul satu gerai makanan cepat saji. Gerai tersebut namanya KIS Chicken, pemiliknya adalah warga Lombok bernama Sulton Hadi.
ZULFAHMI–MATARAM
KIS CHICKEN sebuah jenis usah waralaba lokal yang baru-baru ini berdiri di Kota Mataram. Bisa jadi inilah usah waralaba kmuliner lokal pertama yang hadir di NTB. Restoran cepat saji ini berada di sebuah ruko di Jalan Gajah Mada Jempong Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.
Pendiri KIS Chicken Sulton Hadi menuturkan bagaimana awal dirinya membangun usahanya sehingga bisa berkembang seperti sekarang ini.
Sebelum mendirikan Kis Chicken ini,Sulton sudah merasakan berbagai macam pahit getirnya menjalani bisnis kuliner dan oleh-oleh.
Dulu ia hobi fotografi. Dari beberapa hasil jepretan yang ia hasilkan bahkan ada yang mendapatkan penghargaan di tingkatkan internasional. Namun hobinya itu dianggapnya tidak bisa menjadi modal untuk ia menjalani hidup bersama dengan keluarganya. Ia pun secara pelan-pelan ini mengurangi sedikit aktivitas fotografi dan masuk bekerja di beberapa perusahaan di Mataram, seperti perusahaan telekomunikasi dan perusahaan restoran cepat saji.
Beberapa tahun bekerja di restoran cepat saji, Sulton tidak menyia-nyiakan pengalamannya itu. Banyak hal yang ia pelajari. Sulton lalu memutuskan keluar dari pekerjaannya dan memilih berbisnis sendiri.
Awalnya dia memilih usaha jajanan oleh-oleh khas Lombok. Berbagai jenis usaha oleh-oleh jajanan Lombok dijual, namun sayang usahanya tidak berjalan lancar karena kurang diminati. Satu tahun dia jalani usaha ini sampai akhirnya ditutup.
Tidak mau patah semangat dan menyerah pada kegagalan, Sulton kemudian mencari sebuah ide dan inovasi dalam mengembangkan usaha dengan berbagai potensi yang ia miliki. Berbekal pengalaman pernah bekerja di restoran cepat saji, ia pun melakukan beberapa kali percobaan untuk membuat usaha fast food sejenis.
Pilihan usahanya kemudian jatuh kepadan bisnis ayam goreng. Pertengahan tahun 2016 gerai pertamanya dibuka di Batu Layar Senggigi Lombok Barat. Gerainya dinamai KIS Chicken. Ia menggunakan nama KIS Chicken tidak lepas dari sejarah lama bisnisnya. KIS merupakan singkatan dari “Kedai Inaq Siti” nama usaha yang pertama ia jalankan.” Nama brand KIS Chiken itu adalah nama dari usaha yang yang dulu,” katanya.
Dalam menjalani usaha,Sulton yakin kesuksesan itu tidak lepas dari peran serta dan doa dari orang tua. Makanya nama usahanya mengunakan nama orangtuanya.
Ia mengaku untuk bisa membangun bisnis ini, banyak membutuhkan pengorbanan, terutama masalah modal. Ia menjual beberapa barang berharga yang ia miliki seperti kamera.” Banyak aset dan barang berharga yang saya jual untuk menjadi modal membuka usaha KIS Chicken,” ungkapnya.
Sebagai pendiri dari bisnis ini, ia sudah membuat standar operasional prosedur (SOP) khusus untuk mempertahankan kualitas dari ayam goreng yang ia jual. Semua bahan dan produk yang dimanfaatkan sudah ada standarnya sehingga ketika membuka outlet baru tidak berbeda rasa dan kualitasnya.” Semua pelayanan dan kualitas makanan sudah dibukukan dan ada SOP yang harus dilaksanakan,” ujarnya.
Kelebihan produk KIS Chicken jika dibandingkan dengan produk makanan cepat saji lainnya berada kualitas ayamnya. Keunggulan lainnya ada pada sambal. Ayam goreng KIS Chicken dinikmati dengan sambal khas Lombok dan sambal-sambal tradisional lainnya. ” Saat ini produk terbaru sambal kita ada ayam ketawa sambal geprek,” katanya.
Kedepan dirinya akan terus berinovasi dalam mengkreasikan varian sambal yang bisa menjadi pilihan menu. Salah satunya sambal ayam Taliwang dan sambal-sambal yang lainnya.
Kini, dari dua outlet yang didirikan pria kelahiran 1981 ini, ada 20 orang pegawai yang bisa ia pekerjakan untuk membantu menjalankan usahanya. Khusus untuk outlet yang ada di Jempong ia sudah memberlakukan sistem waralaba dimana ada pemodal yang menyiapkan lokasi untuk tempat usaha.”Tahun ini saya sudah mulai terapkan bisnis waralaba. Yang di Jempong ini outlet yang pertama franchise untuk perkembangan kedepannya,” ungkapnya.
Ia memiliki harapan bisnis ini bisa men raja Franchise di Mataram,dan bisa dikembangkan juga didaerah-daerah luar seperti di pulau Jawa.” Kedepannya bisnis ini tentu akan saya kembangkan keluar daerah sehingga bisa berskala nasional,” harapnya.(*)