MATARAM—Dampak Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mulai dirasakan siswa lulusan SMP. Dampak ini terasa ketika mulai diterapkan sistem zonasi.
Adalah Muhammad Said, salah seorang wali siswa yang hendak menyekolahkan anaknya di salah satu SMK. Said mengeluhkan nilai anaknya yang dianggap anjlok lantaran tidak diterima di sekolah tujuan.
“Saya pastikan nilai anak kami anjlok karena sistem UNBK kemarin,” ungkapnya, Selasa (18/7).
Disebutnya, ada salah satu mata pelajaran yang sedang diujikan dan jaringan kompuetr serta listrik bermasalah. Namun, pihak sekolah saat itu menenangkan siswa dengan kalimat yang cukup meyakinkan, bahwa masalah itu tidak akan berpengaruh pada hasil ujian.
Nyatannya, semua itu sangat terasa saat anaknya mendaftar di sekolah yang dituju dan menolaknya. Penolakan dari pihak sekolah tentu saja karena nilai sang anak dianggap rendah.
Senada, orangtua siswa lainnya, Zaenuddin mengaku, ia merasakan kasus yang sama. Anaknya yang memiliki nilai bagus di raport berbanding terbalik dengan hasil ujian akhir. Dia meyakini bahwa masalahnya bukan pada diri anaknya melainkan sistem atau kebijakan pemberlakuan UNBK.
Dia juga membandingkan dengan nilai siswa-siswa lain yang tidak menggunakan sistem UNBK cukup bagus. Praktis, dirinya selaku orangtua, sangat berharap kepada pemerintah agar sistem UNBK dipertimbangkan lagi.
Sementara itu, Kepala SMPN 7 Mataram, H. Muhammad Sibawaih mengatakan, sejauh ini tidak ada pihak yang komplain dengan sistem UNBK. Namun begitu, ia mengaku saat pelaksanaan UNBK sempat ada masalah. (cr-rie)