NTB Kini Miliki Pabrik Bata Plastik Pertama di Asia Pasifik

Pabrik Bata Plastik
MEMBANGUN : Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, Wagub NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah bersama investor asal Finlandia dan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia saat peletakan batu pertama pembangunan pabrik batu bata plastik, Selasa (8/2).

GIRI MENANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB akhirnya membangun pabrik bata plastik (Ecobrik) yang pertama di kawasan Asia Pasifik. Pabrik Ecobrik tersebut di bangun di kawasan lahan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB di Banyumulek, Lombok Barat.  

“Ini pabrik pertama di Asia Pasifik yang mengelola limbah plastik menjadi komoditi yang bukan hanya jadi musibah, tetapi menghadirkan kebaikan. Kalau sudah ada tempat mengolah sampah plastik maka Zero Waste itu makin dekat menjadi kenyataan,” kata Gubernur NTB H Zulkieflimansyah di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan pabrik Ecobrik, Selasa (8/2).

Gubernur Zul, berharap investor pabrik batu bata berbahan baku plastik atau Ecobrik kedepannya akan banyak investor lain yang datang berinvestasi ke Lombok. Zul menegaskan, NTB terbuka kepada pebisnis dan investor lokal. Nantinya jika perusahan lokal mengalami kesulitan dan butuh bantuan atau ingin berinvestasi bisa menghubungi atau datang langsung  ke BRIDA NTB.

“Sebagai salah satu program utama zero waste, kita butuh proyek seperti ini untuk membuat misi itu menjadi nyata. Jika kita mau cepat bisa jalan sendiri, namun jika kita mau jalan jauh kita harus jalan bersama,” ucapnya.

Perwakilan investor BlockSolution asal Finlandia, Duncan Ward, menyebut nilai investasi untuk pembangunan pabrik bata dari limbah plastik ini senilai 2,3 juta euro. Untuk kapasitas produksi, pada enam bulan pertama, pabrik bata plastik ini memiliki kapasitas injeksi sekitar 3.050 ton sampah plastik yang akan dipakai untuk pembangunan 150 rumah.

“Pertama satu kapasitas mesin dulu nanti akan ditambah jadi 3 sampai 5 mesin,” sebutnya.

Wakil Gubernur NTB Hj Siti Rohmi Djalilah mengatakan hadirnya pabrik pengolahan limbah plastik ini bisa menjadi solusi yang luar biasa bagi permasalahan lingkungan, pemberdayaan masyarakat serta kesehatan termasuk menjawab  masalah SDGs (sustainable development gouls) di NTB. 

Nantinya limbah plastik yang tidak bisa diurai dan beracun ini akan dikelola menjadi bata plastik, yang berguna untuk pembangunan rumah dan sejumlah sekolah. Sementara itu, untuk bahan baku, masih diimpor dari Finlandia. Selain ramah lingkungan, kelebihan dari produk ini disebut juga lebih ekonomis, efisien dan tentunya tahan gempa.

“Suatu yang berguna, karena tahan gempa, murah, cepat. Jadi kalau butuh pembangunan cepat murah seminggu selesai, bisa pakai Ecobrik ini,” ujarnya.

Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Jari Sinkari, mengaku sangat mendukung proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah plastik di NTB. Ia menyebut ini bukan kali pertama kerja sama Finlandia dengan NTB. Meski jauh secara geografis, Finlandia dan Pemprov NTB memiliki perasaan hangat satu sama lain. Bahkan hingga sekarang sejumlah kerja sama telah banyak dilakukan seperti pendidikan dan bisnis.

“Hati saya senang karena berkat kerja sama internasional (Finlandia, Australia, Indonesia, Italia), ini kita bersama membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Bahwa teknologi tinggi yang sedang dikembangkan para investor ini membuka kesempatan lagi bagi anak-anak untuk belajar,” katanya.

Sementara itu, Kepala BRIDA Provinsi NTB H Wiriawan Ahmad mengatakan pembangunan pabrik oleh PT BlockSolution ini ditargetkan selesai September mendatang. Adapun, pembangunan pabrik Ecobrik ini mendapat izin penggunaan lahan seluas 20 hektar. 

“Sebagai bagian dari fungsi inkubasi, mereka beroperasi di sini dan BRIDA NTB fasilitasi tempatnya dan perizinannya,” katanya. (cr-rat)

Komentar Anda