MATARAM – Waki Kota Mataram, H Mohan Roliskana cukup kecewa dengan Taman Bawak Kokok (Tabako) di Lingkungan Sukaraja Timur, Kecamatan Ampenan yang tidak terurus. Karena prosesnya tidak mudah untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pusat terkait dengan pembiayaan melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tahun 2020. Karena itu, Wali Kota Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram untuk lebih memperhatikan dan menjaga kondisi Taman Bako. “Saya minta ditambah petugas jaganya di situ, Sekarang malam tidak ada petugas jaganya,” ujar Mohan Roliskana, Rabu (6/9).
Setelah diserah terimakan oleh pemerintah pusat dua tahun lalu, pemeliharaan dan perbaikan Taman Bako menjadi tanggung jawab Pemkot Mataram. Namun karena jumlah penjaga yang masih kurang, pengawasan dan penjagaan di Taman Bako tidak maksimal. “Minimal nanti penjaganya itu dua orang, biar bisa gantian siang dan malam,” ungkapnya.
Menurut Mohan, Taman Bako sebenarnya bukannya tidak terurus karena beberapa kali sudah dilakukan perbaikan dan pergantian. Tetapi tetap saja ada ornamen taman yang dirusak dan hilang dicuri. “Nanti dianggarkan lagi untuk diperbaiki,” katanya.
Masyarakat sekitar juga diminta bekerjasama untuk menjaga dan memelihar Taman Bako. Karena fungsinya bisa dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat sekitar. “Tetapi tentunya kita tidak lepas tanggung jawab itu. Kita akan perbaiki di sana,” terangnya.
Manfaat Taman Bako tentunya cukup banyak. Karena sebagai ruang publik bisa digunakan untuk sarana edukasi serta rekreasi masyarakat. Sehingga semua wilayah kawasan sungai bisa termanfaatkan dan menambah RTH di Kota Mataram. “Seberapa kerusakannya saya belum cek tetapi tadi sudah ada laporan soal itu. Disperkim menyampaikan sudah beberapa kali dilakukan perbaikan dan pergantian. Tapi aksi vandalisme terulang lagi. Cukup nanti ada penjaganya di sana, paling tidak bisa membatasi kalau ada yang mau merusak atau apa,” jelasnya.
Kepala Disperkim Kota Mataram, Nazarudin Fikri menampik pihaknya tidak mengurus Taman Bako. Sejak awal tahun, perbaikan dan pemeliharaan tetap dilakukan. “Kita sudah cat itu awal tahun. Sehari-hari juga ada yang menyapu di sana. Saya punya laporan pemeliharaan di sana. Itu tidak bisa direkayasa karena saya punya buktinya,” katanya.
Untuk pemeliharaan, Disperkim menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 juta. Namun anggaran itu untuk pemeliharaan seluruh RTH di Kota Mataram. “Itu untuk ngelas, tetapi bukan hanya di sana (Taman Bako) tetapi di seluruh taman. Ada yang besinya patah itu diperbaiki untuk mendukung KLA (Kota Layak Anak),” bebernya.
Dia mengakui, tidak penjaga di Taman Bako saat malam hari. Untuk itu, pihaknya akan menambah jumlah penjaga agar hasilnya maksimal. “Bisa kita tambah nanti. Kita akan bicarakan juga misalnya ada Pokdarwis yang menjaga di sana,” ungkapnya. (gal)