TNI Polri Siapkan Opsi Represif Tangani Monjok-Taliwang

RAPAT: Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa bersama Dandim 1606/Mataram Letkol Arm. Muhammad Syaifudin Khoiruzzaman, Asisten I Pemkot Mataram Lalu Martawang melakukan pembasan insiden Monjok-Karang Taliwang. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM – Berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan situasi kondusif di Lingkungan Monjok dan Karang Taliwang pasca-penganiayaan di Lingkungan Karang Taliwang yang menyebabkan salah seorang korban mengalami luka akibat benda tajam.

Diketahui, Selasa (26/9) dini hari di Karang Taliwang, korban bersama tiga rekannya hendak membeli rokok dengan mengendarai motor. Tiba-tiba yang bersangkutan merasa sakit di perut sebelah kiri. Korban memeriksa perutnya yang sakit, namun korban kaget melihat ada darah yang keluar. Dibukalah bajunya, ternyata ada darah yang muncul dari perut sebelah kiri.

Dengan adanya kejadian itu, membuat masyarakat setempat heboh dan membuat banyak asumsi. Ada yang mengatakan warga kita ditembak dan lain sebagainya.

Sejumlah saksi-saksi telah diperiksa, termasuk korban yang mengalami luka tersebut. Korban juga tidak mengetahui apa yang menyebabkan dirinya terluka.

Peristiwa tersebut saat ini sedang ditangani serius oleh Polresta Mataram untuk segera mengungkap pelaku. Namun karena minimnya petunjuk yang didapat, kasus penganiayaan tersebut belum dapat terungkap.

Hal itu berbuntut kepada kurang baiknya situasi kamtibmas di kedua lingkungan. Di mana warga Karang Taliwang menduga pelaku penganiayaan adalah warga Monjok sehingga beberapa warga atau pemuda setempat hendak membalas dengan melontarkan berbagai kalimat dan tindakan provokasi yang dapat memancing kemarahan warga Monjok.

Sementara itu warga Monjok diharapkan tidak terlalu merespons peristiwa tersebut karena menganggap bukan dari mereka yang melakukan dan bahkan tokoh setempat bersedia menemukan pelakunya bila hasil ungkap Polresta Mataram benar-benar menyatakan pelakunya warga masyarakat Lingkungan Monjok.

Situasi tidak kondusifnya di dua lingkungan tersebut membuat aparat keamanan yang ada di Kota Mataram seperti Polresta Mataram, Kodim 1606/Mataram serta Sat Pol PP Kota Mataram tidak henti-hentinya melakukan penjagaan di kedua wilayah baik siang, sore malam dan bahkan hingga pagi dan begitu seterusnya hingga hari kelima pasca-peristiwa tersebut terjadi.

Baca Juga :  Ini Daftar Polisi Tertembak Anak Panah Saat Amankan Monjok-Taliwang: Ada Kasat Samapta

Menanggapi kondisi itu Polresta Mataram berinisiatif melakukan rapat koordinasi penyelesaian sengketa Monjok-Taliwang di Mapolresta Mataram, Senin (2/10).

Rakor yang di pimpin Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa itu dihadiri Dandim 1606/ Mataram, Asisten I Pemkot Mataram, Wakapolresta Mataram, Kasubdit I Intelkam Polda NTB, Kasi Intel Kodim 1606, Kabag Ops Polresta Mataram, Kasat Reskrim, Kasat Narkoba, Kasat Intelkam, Kepala Kesbangpoldagri Kota Mataram, Kasat Pol PP Kota Mataram, Camat Cakranegara, Camat Selaparang, Koramil Mataram, Koramil Cakranegara serta Lurah Monjok dan Lurah Taliwang.

Dalam rakor tersebut, Kapolresta Mataram memaparkan secara gamblang situasi yang terjadi di kedua lingkungan tersebut hingga saat ini di mana segenap aparat keamanan melakukan penjagaan siang malam secara bergantian hingga hampir sepekan untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang muncul akibat peristiwa yang terjadi baru-baru ini.

Kapolresta Mataram pada kesempatan itu memaparkan beberapa perencanaan sebagai upaya mengakhiri permasalahan kedua lingkungan terlebih terhadap Lingkungan Karang Taliwang yang hingga saat ini masih merasa belum puas akibat belum terungkapnya pelaku penganiayaan warganya.

Di antaranya Polresta Mataram akan melakukan langkah persuasif terlebih dahulu. Langkah persuasif tersebut akan dilakukan oleh seluruh komponen baik Polri, TNI maupun Pemkot Mataram secara masif hingga 5 hari ke depan sebagai upaya menciptakan kamtibmas di Kota Mataram menjelang MotoGP pada 13-15 Oktober 2023.

Namun jika dalam waktu 5 hari upaya tersebut tidak memengaruhi situasi ke arah yang lebih kondusif maka Kapolresta Mataram dengan tegas berencana melakukan tindakan represif atau penindakan. “Saya telah melakukan koordinasi ini dengan beberapa Polres, unsur TNI, Pemerintah melalui Pol PP, serta Brimobda, personel gabungan ini berjumlah hingga 2.500 personel. Dan ini kita lakukan bila langkah persuasif yang kita upayakan tidak menuai hasil yang baik,” tutup Kapolresta.

Baca Juga :  Kapolresta Tegaskan Video Beredar Bukan Bentrok Monjok-Taliwang, tetapi Serangan Oknum ke Polisi

Sementara itu Dandim 1606/Mataram Letkol Arm. Muhammad Syaifudin Khoiruzzaman, mengatakan sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh Kapolresta Mataram untuk menciptakan situasi keamanan menjelang datangnya tamu pejabat negara baik nasional maupun nasional yang akan berada di Lombok sejak 10 Oktober 2023 mendatang yang akan menyaksikan MotoGP.

“Tentu tidak mungkin saat Presiden kita ataupun pejabat lainnya serta wisatawan yang datang ke Lombok saat itu situasi kita di Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB dalam keadaan tidak kondusif. Oleh karena itu apa pun yang akan dilakukan oleh Polresta Mataram Kodim 1606/ Mataram siap ikut serta mendukung,” tegasnya.

Begitu pula dengan Pemerintah Kota Mataram yang juga sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh Polresta Mataram dalam upaya menjaga kamtibmas menjelang MotoGP dan tahapan Pemilu 2024.

Melalui Asisten I Pemkot Mataram Lalu Martawang yang juga hadir pada rakor penyelesaian sengketa Monjok-Taliwang tersebut mengatakan bahwa pada prinsipnya Pemerintah Kota Mataram sangat mendukung langkah-langkah yang akan diambil Kapolresta Mataram dalam mengakhiri bentrok yang terjadi antara kedua lingkungan di Kota Mataram tersebut.

Ia juga sangat bersedia bahwa seluruh elemen yang ada untuk melakukan kegiatan yang masif berupa sosialisi kepada masyarakat di kedua lingkungan sebagai upaya persuasif yang kita laksanakan untuk mendamaikan situasi ketegangan yang terjadi di Lingkungan Karang Taliwang.

“Semoga upaya sosialisasi yang kita lakukan, nantinya dapat mengurungkan niat kita untuk melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap situasi di kedua lingkungan tersebut. Namun jika memang tindakan represif yang harus kita lakukan maka mari bersama-sama secara bahu-membahu kita lakukan demi kemaslahatan masyarakat kita lainnya serta demi terciptanya kamtibmas yang kondusif di Kota Mataram yang sebentar lagi akan dikunjungi banyak tamu dari berbagai negara,” tutupnya. (sid)

Komentar Anda