

MATARAM–Banyak beredar video di media sosial dengan narasi perang antara Monjok dan Karang Taliwang.
Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa menegaskan bahwa itu bukan Monjok dan Taliwang.
“Yang tadi pagi itu bukan Monjok dan Taliwang, tapi oknum masyarakat Taliwang. Hanya oknum saja,” tegas Mustofa, Jumat (6/10).
Banyak masyarakat dari Taliwang yang ingin berdamai. Akan tetapi, beberapa oknum yang mencoba memancing situasi dengan memanah Polisi dan TNI yang melakukan pengamanan untuk mencegah terjadinya keributan antara Monjok dan Taliwang.
Akibatnya, ada empat polisi yang menjadi korban luka akibat tertembak anak panah.
“Itu yang terjadi. Yang menyebabkan empat orang anggota saya luka itu, karena masyarakat Taliwang yang menyerang petugas kepolisian,” katanya.
Tak dipungkiri banyak video kisruh di Taliwang yang beredar di media sosial. Tim Brimob mengimbau masyarakat agar pulang, hingga menembakkan gas air mata. “Yang menjadi persoalan kan bukannya masyarakat itu mengerti, malah menyerang aparat kepolisian,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat Taliwang sadar akan berhadapan dengan pihak kepolisian. Karena tidak ada masyarakat Monjok yang di lokasi. Khusus kejadian yang terjadi Jumat pagi, lanjutnya, masyarakat Taliwang menyerang petugas saat mengimbau masyarakat kembali ke rumahnya.
“Jadi, memang sempat sekitar jam 02.00 WITA ada pancing-pancingan tapi polisi terus menyekat. Penyekatan itu kan kita menyuruh warga Monjok dan Taliwang pulang. Pada saat warga Monjok sudah kembali, sedangkan warga Taliwang tidak mau kembali,” katanya.
Berhadapan dengan kondisi itu, petugas yang terlibat pengamanan melakukan negosiasi dan memberikan imbauan melalaui pengeras suara. Hingga menembakkan gas air mata. “Dan terakhir kita bubarkan dan mengamankan dua orang,” ucapnya.
Dari pantuan Radar Lombok di lokasi, aktivitas masyarakat mulai berjalan lancar. Dan kendaraan pun bisa melewati Jalan Ade Irma, yang menjadi lokasi kisruh.
Sekitar pukul 10.00 WITA, gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian masih tersisa. (sid)