Raja Siledendeng Kecewa Suhaili Jadi Cawagub Dampingi Zulkieflimansyah

Raja Siledendeng H Lalu Muhammad Putria (M.Haeruddin/ Radar Lombok)

PRAYA – Rencana mantan Bupati Lombok Tengah dua priode H. M. Suhaili FT berpasangan dengan mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah menuai pro kontra dari berbagai tokoh di Lombok Tengah.

Ada yang menyayangkan jika pria yang akrab disapa Abah Uhel ini maju sebagai cawagub, mengingat para tokoh di Lombok Tengah berharap Gubernur NTB ke depan berasal dari Gumi Tatas Tuhu Trasna.

Tokoh masyarakat asal Desa Ketara, Kecamatan Pujut yang juga merupakan Dewan Penasihat Kedatuan Siledendeng H Lalu Muhammad Putria mengaku sangat menyayangkan jika Suhaili FT maju sebagai cawagub.

Padahal pihaknya bersama berbagai tokoh di Lombok menginginkan Gubernur NTB nantinya dari Sasak.

“Kalau beliau ingin maju menjadi nomor dua memang hak beliau, tapi saya sangat terkejut ketika ada wacana beliau menjadi nomor dua, karena di beberapa pertemuan, mamiq itu selalu berbicara bagaimana Lombok Tengah menjadi Gubernur di tahun 2024,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Senin kemarin (27/5).

Pihaknya sudah duduk bersama dengan berbagai pihak membicarakan para tokoh yang muncul, sehingga bisa mengerucut menjadi satu calon saja.

Dari berbagai pertemuan yang sudah dilakukan ini nama Suhaili memiliki daya tarik yang luar biasa karena sosok Suhaili sarat pengalaman.

“Pertimbangannya karena Suhaili dua kali jadi Bupati, sudah menjadi ketua DPRD dan lainnya dan terlihat sosok sederhana karena sampai sekarang beliau tidak punya rumah. Termasuk bagaimana saat memimpin Lombok Tengah hasilnya sangat luar biasa sehingga para tokoh menilai Suhaili sangat layak dicalonkan dan didukung menjadi Gubernur di tahun 2024-2029,” terangnya.

Bahkan saat rapat dengan tokoh adat Sasak, sudah ada kesepakatan para tokoh untuk mendukung orang Sasak jadi gubernur dan pihaknya meyakini jika Suhaili FT maju sebagai cagub maka bisa memenangkan Pilkada ini.

Sehingga pihaknya sangat menyayangkan saat ini Suhaili ternyata maju menjadi cawagub Zulkieflimansyah.

“Memang beliau belum pernah menyatakan secara langsung maju menjadi wakil, karena beberapa kali deklarasi malah dia menyatakan statement yang luar biasa untuk maju menjadi cagub. Makanya saya telah mengajak keluarga dan sahabat untuk mendukung Suhaili FT menjadi gubernur bukan menjadi wagub,” tegasnya.

Baginya apa yang sudah menjadi keputusan para tokoh harus sejalan dengan tindakan dan tidak akan pernah berubah.

“Kalau beliau maju menjadi NTB dua maka mulai hari ini saya akan mengatakan selamat tinggal terhadap dukungan mamiq ke Suhaili. Karena sekarang ini sudah saatnya Lombok Tengah menjadi Gubernur NTB. Bahkan sebelumnya pernah pertemuan yang dihadiri oleh mantan Bupati Lombok Timur, H Sukiman Azmy dan disampaikan juga bahwa saatnya Lombok Tengah jadi Gubernur,” terangnya.

Sementara itu, aktivis LSM senior NTB, Hasan Masat menegaskan berduetnya Zulkieflimansyah-Suhaili di Pilkada NTB sangat menarik dan sangat elok serta menggembirakan.

“Sebagai pegiat demokrasi, kita gabungkan creator dan inspiratory, kaya ide dan gagasan seperti Abah Uhel dan seorang eksekutor seperti Abang Zul untuk menjadi salah satu menu pilihan rakyat dalam Pilkada NTB 2024, tentu saja ada pasangan lain Putra dan Putri NTB yang saya kira juga bagus- bagus,” ungkapnya.

Menurutnya, musibah gempa Lombok dan covid-19 pada tiga tahun awal pemerintahannya bersama Siti Rohmi Djalilah, adalah situasi yang sulit untuk dijalani, namun karena kerja keras mereka berdua bisa keluar dalam krisis keadaan yang tidak menguntungkan itu.

“Alhamdulilah akibat varian politik dan demokrasi berkonsekuensi, Abah Uhel bisa menjadi mitra strategis untuk mencukupi dan menyempurnakan ide gagasan Zul-Rohmi pada saat pemerintahan dan membangun NTB,” tegasnya.

Disampaikan juga bahwa di samping tengah menjajaki kemungkinan koalisi parpol pengusung dan bisa paralel ke pilkada kota/kabupaten lainnya maka saat ini hendaknya para relawan yang ada di desa-desa dan dusun mulai menghidupkan mesin.

Di kabupaten/kota juga akan ada training of trainer (TOT), peningkatan kapasitas relawan dan simpatisan.

“Sehingga mobilisasi massa bukan produk angkutan kepala kosong namun kesadaran yang bergerak dan mengerti arti gerakan yang dilakukannya serta arah perubahan yang dikehendaki,” terangnya. (met)

Komentar Anda