Bermula dari 20 anak, sekarang sudah hampir 70 anak tergabung dalam grup baca anak nelayan di Lingkungan Bangsal Kelurahan Tanjung Karang Kacamatan Sekarbela.
ZULFAHMI-MATARAM
Grup baca ini adalah kegiatan sosial yang digagas oleh seorang perempuan penggiat sosial yang pernah dinobatkan sebagai perempuan inspiratif Kota Mataram tahun 2017. Ia adalah Nurjanah.
Kepada Radar Lombok kemarin ia menuturkan bahwa grup baca anak ini ada di tengah pemukiman nelayan di pesisir. Awal mula Janah, begitu ia dipanggil, mendampingi ibu-ibu setempat untuk mendapatkan buku nikah. Banyak anak-anak yang juga belum memiliki akta kelahiran. Kini setelah mereka didampingi akhirnya mereka mandiri dan mampu mengurus kebutuhan dasar tersebut dengan mandiri. Sewaktu-waktu ibu kampung Bangsal berkonsultasi terkait persoalan yang mereka hadapi mulai dari program perlindungan sosial pemerintah, KTP hingga konsultasi lainnya.
Cukup lama dirinya tidak datang menyambangi mereka. Suatu sore Janah bersama anaknya dating untuk menikmati sunset. Secara tidak langsung ia melihat anak-anak pantai sedang duduk santai sambil bercerita dan menyanyikan lagu orang dewasa. “Saya datangi dan berbagi cerita tentang keseharian mereka. Mendengar kisahnya yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain, saya menawarkan ada tambahan berkegiatan seperti membaca, mewarnai, menggambar,” tuturnya.
Sore itupun ia pulang ke rumah dan mengambil buku-buku anak yang masih tersisa dari para donatur. Buku tersebut didapat dari para donatur baik sahabat lokal NTB maupun dari luar NTB. Fokus buku yang diminta lebih banyak buku anak-anak tentang cerita, komik, buku pelajaran.
Kegiatan pertama hanya diawali 20 anak dengan komposisi berimbang antara laki-laki dan perempuan.”Awal hanya 20 anak,” ungkapnya.
Menariknya, ibu-ibu mereka ikut membimbing. Saat mewarnai gambar, mereka ikut menentukan warna dan lain-lain. Ada 5 anak yang dilihat memiliki bakat menggambar. Dan kalau diasah akan menjadi luar biasa.
Minggu depan pihaknya akan mencoba menghadirkan orang yang ahli menggambar untuk ana-anak pesisir ini agar mereka leluasa menimba ilmu. Sedangkan untuk mereka yang memiliki bakat bercerita juga akan akan diklasifikasi mana yang memiliki potensi menggambar dan mana yang jago bercerita.”Jadi kami akan mengklasifikasi anak-anak tersebut berdasarkan kecenderungan bakatnya,” ungkapnya.
Semua ini ia lakukan agar bakat yang mereka miliki bisa dikembangkan lebih baik lagi.(*)