Jatah Beasiswa Bidik Misi Unram Berkurang

MATARAM – Kementerian Keuangan Republik Indonesia akhirnya memangkas jumlah penerima program beasiswa bidik misi di Universitas Mataram (Unram) tahun akademik 2016/2017. Pengurangan jumlah penerima beasiswa program bidik misi membuat Unram kelimpungan melakukan verifikasi ulang calon penerima program beasiswa berprestasi dari keluarga miskin tersebut.

“Yang lulus administrasi penerima bidik misi dan sudah mendaftar ulang sebanyak 768, tapi tiba-tiba terkena rasionalisasi dipangkas menjadi 740 orang penerima beasiswa bidik misi,” kata Wakil Rektor I Unram, Prof. Ir.H.Lalu Wiresapta Karyadi, P.hD di Mataram, Sabtu (27/8).

Kebijakan rasionalisasi anggaran oleh pemerintah pusat, diakui Sapta menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah penerima program beasiswa bidik misi bagi mahasiswa siswa baru yang diterima. Selain alasan rasionalisasi anggaran dari pemerintah pusat, juga karena anggaran bidik misi lebih banyak diarahkan untuk mahasiswa yang berada di daerah 3T (terluar, tertinggal dan termiskin).

Sapta mengatakan, pemangkasan jumlah penerima bidik misi dari yang sudah dinyatakan lulus administrasi sebanyak 768 orang, kemudian disetujui hanya 740 orang, membuat Unram harus melakukan verifikasi ulang lagi. Karena harus membatalkan sebanyak 28 orang yang sudah dinyatakan lulus.

“Tahun 2015 kuota unram untuk bidik misi ini sebanyak 950 orang, sekarang di tahun 2016 ini turun drastis jadi 740 orang,” sebut Sapta.

Pada tahun akademik 2016/2017, sambung Sapta, penerima program beasiwa bidik misi bagi mahasiswa yang berprestasi berasal dari keluarga kurang mampu sebagian besar diarahkan bagi mahasiswa baru di Fakutlas Pertanian, Peternakan dan Perikanan . hal tersebut untuk mendukung program pemerintah pusat dalam membangun sektor pertanian yang menjadi program unggulan.

Sementara itu, setiap mahasiswa penerima program bidik misi menerima bantuan sebesar Rp1 juta/bulan. Bantuan sebesar Rp1 juta /bulan itu dialokasikan sebesar Rp600 ribu masuk ke rekening mahasiswa untuk biaya hidup dan Rp400 ribu dialokasikan untuk komponen biaya pendidikan.

“Sebenarnya mahasiswa bidik misi ini tidak gratis, tapi dibayarkan oleh pemerintah. Mereka yang menerima ini adalah mahasiwa yang miskin tapi berprestasi dalam bidang akademik,” pungkasnya. (luk)