Cara Mi6 Sikapi Setahun Pemerintahan Zul-Rohmi

DISKUSI: Direktur M16 Mataram, Bambang Mei Finarwanto (tengah), didampingi inisiator "Kilas Balik Satu Tahun Zul-Rohmi", Budi Wawan (kanan) dan Muhammad Fihirudin (kiri), ketika menggelar keterangan pers, Senin (16/9). (Mi6 for radarlombok.co.id)

MATARAM—Sejak dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, pada 19 September 2018 lalu, masa pemerintahan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, DR Sitti Rohmi Djalilah, telah berjalan hampir satu tahun.

Pasangan yang lebih dikenal Zul-Rohmi ini mendapat tugas berat. Pasalnya, NTB kala itu sedang mengalami bencana gempa bumi. Sehingga tak heran jika program rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa menjadi fokus utama Zul-Rohmi.

Dan kini, menyikapi setahun pemerintahan Zul-Rohmi, Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram, akan menggelar diskusi publik bertajuk “Kilas Balik Satu Tahun Zul-Rohmi” di De-Lima Cafe, Jalan Bung Karno, Kota Mataram, NTB, pada Kamis (19/9/2019).

Inisiator “Kilas Balik Satu Tahun Zul-Rohmi”, Budi Wawan (BW) mengatakan diskusi ini akan dihadiri lintas elemen, mulai dari pemerintah, politisi, aktivis, pengusaha, jurnalis, aktivis mahasiswa dan pemuda, tokoh masyarakat, dan profesional. “Persoalan di NTB adalah perhatian kita bersama semua lapisan masyarakat, lintas kepentingan, suku, agama, dan golongan,” tandas BW, Senin ( 16/9/2019).

Sementara inisiator lainnya, Muhammad Fihirudin, menilai substansi diskusi akan mengkritisi sejumlah program pemerintahan Zul-Rohmi selama setahun menjabat. Fihir menilai, evaluasi dari eksternal dalam bentuk diskusi publik sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan terbuka. “Hasil diskusi diharapkan memberikan masukan tentang program-program yang sedang dan akan dilakukan Zul-Rohmi,” ujar Fihir.

Selanjutnya Direktur M16 Mataram, Bambang Mei Finarwanto atau yang akrab disapa Didu mengatakan, kinerja pemimpin menjadi titik sentral maju-mundurnya daerah yang dipimpin. “Ia dituntut untuk menginspirasi, menggerakan, dan memobilisasi sehingga dapat berjalan bersama mencapai tujuan,” kata Didu.

Kepemimpinan, menurut filsuf Wiliam James, lanjut Didu, tak lepas dari aras pemikiran dan tindakan, di mana visi harus sejalan dengan aksi. “Gagasan mesti sebanding lurus dengan kebijakan, di sinilah kepemimpinan Zul-Rohmi diuji,” ulasnya.

Diskusi akan dimoderatori Hasan Masat, menghadirkan sejumlah narasumber seperti anggota DPRD NTB dari Fraksi PDIP, Ruslan Turmuzy, Wakil Ketua DPRD NTB dari Fraksi Gerindra, Mori Hanafi, Nurdin Ranggabarani Politisi PPP, Aktivis Prodem, Wahidjan, Ketua DPD REI NTB, Heri Susanto, Karo Humas Pemprov NTB, Najamuddin Ami, dan Akademisi Unram yang juga Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Lalu Syaifudin atau yang akrab dipanggil Gayep.

Untuk diketahui, panitia penyelenggara diskusi, yakni Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6, merupakan organisasi Nirlaba, yang digagas dan didirikan oleh mantan Jurnalis Majalah Tempo era dekade 80-an, Muchlis Dj. Tolomundu, pada tanggal 4 Oktober 2012 silam. Selain pernah menjadi jurnalis majalah Tempo, Muchlis Dj. Tolomundu merupakan salah satu dewan pendiri “Setara Institute” yang dipimpin oleh Hendardi, yang juga mantan aktivis YLBHI. (gt)

Komentar Anda