Bisnis Pacar Sewaan Ada di Mataram, Ini Modus dan Tarifnya

Joko Jumadi (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Jasa pacar sewaan bikin geger Kota Mataram. Informasinya cukup booming karena viral dan ramai diperbincangkan di media sosial. Lembaga Perlindungan (LPA) Kota Mataram menyoroti jasa pacar sewaan yang sudah hadir di ibu kota Provinsi NTB. LPA menyebut praktik pacar sewaan ini cukup meresahkan. ‘’Kalau meresahkan, ya meresahkan. Tetapi sekarang persoalannya itu, ini yang terbuka saja. Kan masih sedikit itu cuman lima orang kalau tidak salah,’’ ujar Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi di Mataram, kemarin (13/7).

Modusnya adalah membuka layanan melalui media sosial. Tetapi bisnis tersebut saat ini belum secara terang-terangan. LPA mengatakan, bisnis pacar sewaan tersebut terkesan legal. Namun ditenggarai hanya menjadi kedok atau topeng untuk layanan lain yang juga disediakan. ‘’Bisnisnya itu adalah bisnis yang tidak dilarang secara hukum karena di media nasional pernah juga diulas. Tetapi secara sosial dan budaya menurut saya tidak sesuai. Yang kita khawatirkan ini hanya sebagai kedok atau topeng saja. Jangan-jangan kemudian mengarah ke prostitusi. Indikasinya ada ke situ, itu yang kita khawatirkan,’’ katanya.

Karena itu, Joko menilai penanganan jasa pacar sewaan ini tidak dengan tindakan refresif atau jalur hukum. Namun aktif memberikan edukasi dan penyadaran agar tidak dilakukan. Kalaupun untuk tindakan hukum bisa diupayakan jika talent yang disediakan masih di bawah umur. ‘’Tetapi sekarang yang kita temukan itu semua rata-rata di atas 18 tahun. Rata-rata mahasiswa, kalau anak-anak masih bisa diproses hukum,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Aplikasi ‘Suke Wisata Mataram’ Jadi Temuan BPK

Masih dengan modus yang ditawarkan, jasa pacar sewaan ini bisa diakses disalah satu aplikasi media sosial. Talent yang disediakan tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki dengan tarif yang beragam dengan sejumlah layanan. Tarif maksimalnya adalah  Rp 350 ribu sekali kencan. Penyedia menyediakan dua jenis layanan secara online dan offline. Untuk layanan online seperti diajak kondangan, makan, nonton, dan lainnya. Sementara offline dengan layanan chat, telepon hingga video call (VC) dengan tarif beragam, dimulai Rp 45 ribu. ‘’Itu layanannya tergantung dia (pemesan) mau apa. Kemudian untuk menemani kemana dia beda-beda,’’ jelasnya.

Karena sudah ada di Kota Mataram, tentunya menjadi perhatian dan bisa diikuti oleh masyarakat banyak terutama anak-anak. Di sisi ini, LPA berupaya hadir agar tidak terjadi lebih jauh. ‘’Di situlah pengawasannya karena prostitusi pun bisa jadi banyak di kalangan anak-anak. Tapi sering kali kita tidak bisa membuktikan dan persoalan lama seperti di daerah lain. Setelah operasi terus disodorkan punya KTP. Kita baru mengetahui dia masih anak-anak ketika dia bermasalah dan lihat akta kelahirannya. Apalagi sekarang kita sulit membedakan anak usia 16 tahun dengan 21 tahun kalau secara fisik. Makanya pegawasannya menjadi krusial ke depan,’’ terangnya.

Baca Juga :  Klinik Kecantikan E’derma Kini Hadir di Kota Mataram

LPA sedang berupaya untuk menemui talent jasa pacar sewaan tetapi respons yang diterima masih enggan untuk menampakkan diri. ‘’Mungkin ini faktornya ekonomi untuk gaya hidup,’’ imbuhnya.

Sementara untuk melibatkan kepolisian membongkar bisnis pacar sewaan, menurut Joko saat ini masih belum menjadi prioritas. Karena LPA masih belum menemukan indikasi unsur pidana yang dilanggar. ‘’Dari awal kita memang tidak bisa melakukan pendekatan hukum, kita upayakan edukasi dan personal dengan mereka. Khawatirnya sekali lagi diikuti oleh anak-anak yang lain. Karena bisa jadi anak-anak tidak kita duga mengikuti ini kalau jadi tren,’’ jelasnya.

Terlebih, di media sosial saat ini baru sebatas yang muncul saja. Sementara di luar itu sulit diprediksi dan dibuktikan. ‘’Apalagi sekarang bungkusnya di medsos itu banyak ya. Banyak jenis aplikasi yang digunakan dan sulit kita lakukan pengawasan. Kita tahunya kalau misalnya dia bermasalah,’’ pungkasnya. (gal)

Komentar Anda