Bergerak dan Berkegiatan di Daerah Pedalaman Lombok

Bergerak dan Berkegiatan
DEDIKASI: Sekelompok anak muda tergabung dalam komunitas Tastura Mengajar berbagi ilmu dan dedikasi di salah satu SD daerah pelosok di Kabupaten Lombok Tengah.(AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

Menengok Aktivitas Komunitas Tastura Mengajar

Berbagai cara dilakukan komunitas-komunitas sosial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan tambahan langsung kepada titik wilayah yang sulit terjangkau. Seperti yang dilakukan Komunitas Tastura Mengajar selama ini.

“SEMANGAT belajar” jadi motto dari komunitas Tastura Mengajar. Seluruh anggota komunitas Tastura Mengajar memiliki semangat untuk selalu belajar, meningkatkan kemampuan diri dan menanamkan rasa positif di dalam diri adik-adik peserta didik untuk terus belajar. Tastura Mengajar percaya bahwa masyarakat pasti bisa mandiri dan tumbuh untuk saling menguatkan satu sama lain.

Tentunya kemajuan suatu pendidikan di suatu daerah sangat ditentukan oleh peran aktif dari pelaku pendidikan di daerah tersebut. Semangat itulah yang tertanam dalam Lalu Muhammad Gitan dan rekan-rekannya. Dia menginisiasi untuk membentuk dan menjalani kegiatan sosial komunitas Tastura Mengajar tersebut. Komunitas ini terbentuk pada 4 Juli 2018 dan disahkan berbadan hukum 16 Juli 2019. “Sebagai putra asli Loteng tentu kami terpanggil untuk bangun dan majukan dunia pendidikan di daerah Loteng,” kata Lalu Muh Gitan, salah satu inisiator komunitas Tastura Mengajar, kemarin.

Ada berbagai persoalan dan keprihatinan terhadap kondisi  pendidikan di daerah. Seperti tingginya angka nikah dini, stunting berada di bawah urutan nasional, kualitas pendidikan dan lainnya. Dengan kondisi tersebut, Komunitas Tastura Mengajar memiliki tiga program utama yaitu TES (teaching, empowering, dan social sharing).

Teaching merupakan program mengajar di daerah pengabdian, dalam rangka membantu berlangsungnya proses pembelajaran baik secara formal dan nonformal. Empowering merupakan program pemberdayaan masyarakat, agar memiliki sikap responsif dan dapat mengidentifikasi potensi di daerah pengabdian, sehingga dapat menjadi daerah yg berdikari dan berdaya saing. Sedangkan social sharing merupakan program berbagi dengan masyarakat di daerah pengabdian, berupa alat penujang pemenuhan kebutuhan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.

Sejak berdiri dan melakoni berbagai aktivitas, Komunitas Tastura Mengajar lebih banyak menyasar dan menggelar kegiatan di daerah pedalaman, terutama di Lombok Tengah. Berasal dari berbagai latar belakang berbeda, relawan komunitas tersebut selalu meluangkan waktu untuk membagi ilmu dan mendidik anak-anak, terutama di pelosok.

Dengan begitu, mereka diharapkan juga bisa menyerap ilmu dimiliki. Atau setidaknya tak tertinggal dengan anak-anak ada di daerah perkotaan. Dalam kegiatan ini, mereka juga men-support dengan buku tulis, seragam dan berbagai kebutuhan pendidikan lainnya.

Semua itu diperoleh komunitas itu dari berbagai donasi dikumpulkan, terutama dari para relawan anggota komunitas tersebut. “Sebagian besar biaya kegiatan dan kebutuhan lainnya kita kumpulkan mandiri dari donasi,” ungkapnya.

Dalam kegiatan Tastura Mengajar bergerak dan berkegiatan daerah-daerah pelosok di Lombok. Banyak suka duka mereka temukan terkait kondisi pendidikan di daerah tersebut. Semisal sarana prasana pendidikan tidak memadai, kualitas dan kuantitas tenaga pendidik serta peran pemerintah yang jauh dari diharapkan. Ada sekolah dinilai sudah cukup baik kondisinya, tetapi tidak memiliki tenaga pengajar memadai. Bahkan, ada kelas yang gurunya datang hanya hari Sabtu saja. Ada juga murid banyak tetapi ruangan kelas yang tidak cukup.

Kondisi tersebut terkesan diamini oleh para pemangku kebijakan dan masyarakat setempat. Namun, sering kali belum ada kepedulian mengatasi hal tersebut. “Saya sering bertanya kepada diri sendiri, segini parahkan kondisi dunia pendidikan kita,” ungkapnya.

Padahal menurutnya, poros utama dalam membangun sebuah negara dan daerah ada di pendidikan. Atas dasar itu, Komunitas Tastura Mengajar akan terus bergerak dan mengabdikan diri ke masyarakat khususnya dunia pendidikan daerah tertinggal. Pihaknya pun berharap, pemerintah agar memperhatikan serta dapat memaksimalkan anggaran pendidikan dengan seadil-adilnya. Sehingga tidak ada lagi ditemukan sekolah yang kekurangan guru, sekolah yang kekurangan gedung, masyarakat yang kekurangan air dan listrik, jalan-jalan yang tidak layak dilewati.

Selain itu, pihaknya terus membangun komunikasi kepada pemuda setempat dengan harapan terus terjalin sinergi untuk membangun daerah mereka. Komunitas ini juga selalu siap saat dibutuhkan. Karena bagi mereka, perubahan itu dimulai oleh gerak langkah anak muda. “Misal kita di Batukliang Utara, kita bantu warga setempat menggali potensi sumber daya alam dimiliki dengan adanya pelangi waterfall,” pungkasnya. (**)