PRAYA— Pernikahan antara Suhaimi (15 tahun) warga Dusun Montong Indah Desa Pengenjek Kecamatan Jonggat dengan Nur Herawati (12 tahun) warga Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat menarik perhatian banyak pihak.
Pasangan remaja ini menikah saat usianya tergolong masih di bawah umur. Suhaimi yang kini tercatat masih duduk di bangku kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) swasta di kampungnya. Sedangkan Nur Herawati yang baru kelas VII MTs. Mereka dinikahkan di kediaman mempelai pria secara diam-diam pada Sabtu (12/9). Dua sejoli ini sebenarnya tidak lama saling mengenal, tapi baru empat hari sebelum mereka merariq (menikah,red). Mereka dikenalkan oleh teman dari Suhaimi. Lalu sekitar akhir Agustus lalu, Suhaimi membawa Nur Herawati pergi jalan- jalan. Hanya saja, karena pulang malam membuat orang tua dari Nur Herawati tidak menerima. Pihak keluarga memutuskan untuk menikahkan Suhaimi dan Nur Herawati secara diam- diam tanpa dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA).
Suhaimi menceritakan, pada Agustus lalu ia kenal dengan Nur Herawati lewat temannya. Ia lalu memberanikan diri melakukan video call dengan Nur Herawati. Sehingga, Suhaimi yang baru tumbuh remaja timbul benih- benih cinta. “Nur Herawati ini adalah cinta pertama saya,” ungkap Suhaimi sambil tersipu malu saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/9)
Sekitar empat hari saling mengenal, ia memutuskan untuk bertemu dan mengajak Nur Herawati untuk jalan- jalan untuk mengunjungi destinasi wisata Abangan yang tidak jauh dari desa mereka. Hanya saja, saat itu Suhaimi dan Nur Herawati pulang Magrib. Suhaimi tidak mengantar Nur Herawati ke rumahnya. “Saya bawa (Nur Herawati) pulang ke rumah dan kakak saya mengantarkan dia ke rumah bibiknya di Desa Tanak Beak Kecamatan Batukliang,”terangnya.
Hanya saja, tidak lama setelah Nur Herawati di rumah bibiknya, ternyata bapak dari Nur Herawati membawa gadis ini ke kediaman dari Suhaimi. Bapaknya tidak menerima anaknya yang dibawa pulang malam hari. “Tapi saya juga mau menikah dan tidak ada paksaan dari orang lain dengan maskawin Rp 2 juta,”terangnya.
Dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menafkahi Nur Herawati, terlebih saat ini dia baru duduk di kelas VIII Tsanawiyah. Suhaimi sudah berhenti sekolah dan memilih untuk bekerja menjadi penjual sabun keliling. “Saya keliling di pasar menjual sabun. Saya juga tidak mau dipisahkan dengan istri saya,”terangnya. (met)