Rumah Sakit Bhayangkara (RSBH) dan Biddokkes Polda NTB menggelar acara bakti sosial yang diisi dengan rangkaian kegiatan. Diperkenalkan juga khitanan modern yang disebut pertama kali di NTB.
ALI MA’SHUM—MATARAM
Jumat kemarin (18/11) sekitar pukul 13.30 Wita, lantai dua Lombok Epicentrum Mall (LEM) ramai dan dipadati oleh pengunjung. Ratusan personel TNI dan Polri juga memadati pusat perbelanjaan itu. Mereka ada yang melaksanakan donor darah dan mengantri. Tak sedikit juga yang melakukan konsultasi kesehatan. Seperti mengecek tensi darah dan kadar gula. Semuannya itu tersedia di bakti sosial kali ini.
Bakti sosial ini juga dihadiri oleh puluhan masyarakat. Mereka datang sambil menggendong anak lelaki yang rata-rata masih balita. Ternyata mereka ini akan mengikuti khitanan modern yang diklaim pertama kali di NTB. Khitanan modern ini juga disebut-sebut tanpa menggunakan jarum suntik, bius dan tanpa rasa sakit. ‘’ Khitanan modern ini memang seperti itu,’’ ujar Kepala RSBH Mataram Kompol drg M Zakir saat dijumpai di lokasi bakti sosial, Jumat kemarin (18/11).
Dengan perkembangan teknologi saat ini, masyarakat disebutnya tentu akan memilih tehnik khitan atau sunat yang lebih aman dan nyaman. Untuk itu, metode khitanan modern ini disebutnya menawarkan teknik khitan yang aman dan prosesnya cepat. Sunat modern ini kata dia memiliki banyak keunggulan. Seperti tanpa pendarahan dan rasa sakit. ‘’ Pokoknya ini prosesnya cepat dan tanpa rasa sakit,’’ imbuhnya.
Teknik seperti ini juga tidak menggunakan jarum suntik pada saat melakukan anastesi (pembiusan). Setelah selesai disunat, pasien disebutnya juga tanpa adanya penjahitan seperti sunat konvensional. ‘’ Jadi tidak ada pendarahan. Teknik seperti ini aman dilakukan,’’jaminnya.
Zakir mengatakan khitan modern ini alat biusnya tidak menggunakan jarum melainkan disemprot dan menempel di kulit. Ini kata dia berfungsi sebagai bius lokal. ‘’ Itu seperti jarum suntik disemprotnya tapi bukan disuntik. Itulah sunat modern, cuma keliatan nempel dikulit dan tidak ada rasa sakit sama sekali,’’ katanya.
Sasaran dari khtanan modern ini menyasar masyarakat golongan bawah. Karena sementara ini baru 25 orang yang dikhitan. ‘’ Ini baru pertama kali dilaksanakan di NTB. Berikutnya mungkin juga akan kita laksanakan di tempat lain untuk bakti sosial berikutnya,’’ ungkapnya.
Para orang tua yang ditemui usai melaksanakan khitan modern ini juga mengakui keunggulan tersebut. Gema Kalam Ilahi asal Pagutan Kota Mataram mengatakan, anakanya yang berumur 2,5 tahun setelah dikhitan modern. Anaknya mengaku merasa sedikit perih. Darahpun yang keluar selesai dikhitan hanya sedikit. ‘’ Ini tadi katanya perih sedikit. Anak saya tidak menangis dan langsung sudah bisa dipakaikan celana,’’ ujar.
Lain lagi dengan Ahmad Saefudin Zuhri yang datang membawa cucunya. Ia mengaku tertarik sebagai mengikuti khitanan modern ini karena yang pertama kali ada di NTB. Setelah mendengar pengumuman, ia memutuskan untuk membawa cucunya untuk dikhitan. ‘’ Kan belum ada di NTB katanya makanya ini mau dicoba. Ini dilihat sendiri tanpa dijahit dan sudah bisa dipakaikan celana. Tinggal kita tunggu saja nanti sembuhnya bagaimana,’’ katanya.(*)