11 Tahfiz Gagal Dapat Beasiswa Kedokteran

TURUN: Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri turun langsung mengecek kondisi calon penerima beasiswa kedokteran. (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYASebanyak 11 tahfiz yang sebelumnya mengikuti seleksi penerimaan program beasiswa kedokteran dari yayasan yatim piatu dan dhuafa tersenyum milik Pemkab Lombok Tengah dinyatakan tidak lulus. Padahal para peserta ini dari jauh sebelumnya sudah dilakukan proses seleksi mulai dari administrasi, kompetensi dan hafalan 30 Juz Al-Qur’an hingga melakukan visitising untuk melihat kondisi ekonomi kepada semua peserta.

Hanya saja, ternyata saat dilakukan tes, hanya lima orang peserta yang dinyatakan lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) dan tiga orang lainnya memenuhi passing grade di Univesitas Al-Azhar (UNIZAR). Sehingga secara otomatis saat ini ada 11 orang yang gagal mendapatkan beasiswa kedokteran ini.

Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri menegaskan saat ini dari tes yang dilakukan di Unram dan UNIZAR memang ada beberapa tahfiz yang dinyatakan tidak lolos. Namun pihaknya memastikan bagi para tahfiz yang tidak lolos ini akan dicarikan solusi untuk bisa dikuliahkan di perguruan tinggi lainnya dan tetap untuk bidang kesehatan. “Dari 19 orang ini ada 11 yang tidak lolos tes makanya sudah kami bicarakan bagi yang tidak lolos dan saat ini sudah tidak ada masalah. Akan tetap kita kuliahkan baik di Kesehatan, Apoteker, bidan dan lainnya,” ungkap H Lalu Pathul Bahri, Senin (5/9).

Baca Juga :  Sepekan Terombang-Ambing, Dua Nelayan NTT Selamat

Dijelaskan, kelulusan para peserta ini tergantung dari universitas dan tidak bisa diintervensi. Misalnya salah seorang peserta yakni Ida Sulfiani asal Desa Jago Kecamatan Praya yang selama ini diharapkan untuk bisa lolos karena dianggap sangat layak untuk mendapatkan beasiswa dari segi ekonomi, namun ternyata tidak lolos saat melakukan tes di universitas. “Ini bukti jika universitas tidak bisa diintervensi dan kami juga tidak bisa intervensi tes terhadap orang-orang atau para peserta yang ikut tes. Karena kelulusan mereka para peserta ini murni, bahkan Ida Sulfiani ini sekolah di yayasan saya tapi tidak bisa juga kami bantu,” terangnya.

Dikatakan, pihak universitas secara profesional melakukan tes dan tidak berani macam- macam, apalagi dana beasiswa ini diambil dari sedekoh masyarakat. Sehingga pihak universitas juga meluluskan orang dari sisi passing grade. “Ingin saya melihat mereka lulus dan saya pikir sama isi pikiran kita karena kita tau bagaimana kondisi Ida Sulfiani ini. Tapi ketika mereka dihadapkan dengan uji kompetensi maka grade-nya tidak bisa memenuhi maka kita mau bilang apa,” terangnya.

Baca Juga :  Nunggak Bayar Pajak, TPP 3012 ASN Dipotong

Namun terlepas dari itu, pihaknya menjanjikan bagi yang tidak lulus akan tetap dikuliahkan di perguruan tinggi atau universitas lainnya. Untuk pembiyayaan juga tetap akan ditanggung oleh pihak yayasan.  “Jadi yang 11 orang ini masih ada peluang untuk kiliah ditempat lain dan sudah kita komunikasikan. Untuk peserta yang 5 orang di UNRAM sudah kita bayarkan Rp 900 juta lebih dan di UNIZAR sekitar Rp 700 lebih dan tahun depan kita akan bayar lagi. Yang jelas kita akan selesaikan mereka semua,” pungkasnya. (met)

Komentar Anda