Terlibat Kerusuhan Jakarta, Lima Warga Lombok Masih Diproses

KERUSUHAN JAKARTA
TERSANGKA : Polda Metro Jaya menetapkan 257 orang sebagai tersangka terkait aksi kerusuhan 22 Mei yang terjadi di depan kantor Bawaslu, Petamburan dan Polsek Gambir. (Salman/JawaPos)Polda Metro Jaya menetapkan 257 orang sebagai tersangka terkait aksi kerusuhan 22 Mei yang terjadi di depan kantor Bawaslu, Petamburan dan Polsek Gambir. (Salman/JawaPos)

MATARAM – Polisi menangkap ratusan pelaku kerusuhan saat berlangsung demo di depan kantor Bawaslu RI di Jakarta, 22 Mei 2019. Diantara mereka ada lima orang warga Lombok. Mereka ikut aksi dan terlibat kerusuhan.

Mereka adalah Rendi Bugis alias Madam (42 tahun) warga Batulayar Lombok Barat, Zulkadri (28 tahun) dan Abdul Rais Ishak (25 tahun) warga Mantang Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, Zainal Abdin (32 tahun) warga  Ampenan dan Jumawal (30 tahun) warga Selagalas Kota Mataram.

Kapolda NTB Brigjen Nana Sudjana yang dikonfirmasi  membenarkan penangkapan mereka. “Ya benar, mereka ditangkap beserta barang bukti uang Rp 45 juta dalam pecahan dolar,” ungkapnya, Kamis (23/5).

Saat ini para pelaku sedang diproses oleh tim Polda Metro Jaya.

Hanya saja satu diantara lima pelaku yakni Zainal Abidin berhasil melarikan diri pada saat akan ditangkap.

Mengingat tempat kejadian perkara (TKP) ada di Jakarta maka penanganan sepenuhnya dilakukan oleh pihak Polda Metro Jaya.

Sementara Polda NTB hanya akan menangani terkait sumber uang yang diterima para pelaku.

Untuk itu Polda NTB berkoordinasi dengan pihak Polda Metro Jaya.”Kami juga akan melakukan penyelidikan terkait asal uang dolar tersebut,” tegas jendral bintang satu ini.

Disinggung mengenai situasi di NTB Nana Sudjana mengklaim NTB aman. Pihaknya telah mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi termasuk aksi anarkis.”Wilayah NTB aman, masyarakat sudah dewasa dan mencintai perdamaian, namun demikian kami tetap mengantisipasi dengan mempertebal pengamanan,” ungkap Nana.

Adapun mengenai terduga teroris yang ditangkap di Bima dan Dompu belum lama ini, Nana irit bicara. Sebab itu menjadi penangan Densus 88 dan kewenangan Mabes Polri untuk menjelaskan.

Nana hanya menyampaikan bahwa itu masih pada tahap pengembangan dan pemeriksaan.”Tunggu saja nanti rilisnya disampaikan Humas Mabes Polri,” ungkapnya.

Terkait adanya warga NTB yang ditangkap karena menjadi bagian dari kerusuhan di Jakarta, Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah mengaku belum mendapat informasi. “Saya baru tahu ada warga ikut ke Jakarta,” ungkap gubernur kepada Radar Lombok, Kamis (23/5).

Apabila memang benar ada warga NTB yang ikut aksi dan ditangkap, gubernur tidak akan tinggal diam dan lepas tangan. Dirinya akan segera mencari informasi valid terkait laporan tersebut. Sebagai pemimpin, kata gubernur, dirinya akan selalu bersama masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun. “Tentu nanti kita cari informasi. Namanya warga kita, tentu kita akan selalu berada di sampingnya,” kata politisi PKS ini.

Menurutnya, tidak mungkin banyak warga NTB pergi ke Jakarta untuk aksi. Mungkin jumlahnya tidak seberapa. “Gak mungkin banyak warga kita, banyak berapa? Gak mungkin sampai 900 orang. Saya Gubernurnya kok,” ucapnya.

Untuk menjaga keamanan dan ketenteraman, gubernur kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk taat pada konstitusi. “Kalau NTB kondusif, semoga sampai lebaran tidak ada gejolak. Kita sudah ucapkan selamat, warga kita sudah matang juga berdemokrasi. Kalau ada yang tidak puas, gunakan jalur hukum. Ikuti mekanisme agar tegak konstitusi,” tegasnya.

Ketua Relawan Pemenangan Prabowo – Sandi (Rampas) NTB, Ahmad Sahib, mengungkapkan, banyak warga NTB yang ikut aksi ke Jakarta. Jumlahnya mencapai ribuan orang yang tersebar di berbagai titik.

Sahib mengaku kecewa dengan sikap aparat yang dianggapnya brutal menjaga pengunjuk rasa. Sudah lebih dari 200 orang yang ditangkap, termasuk warga dari NTB. “Barusan saya dapat info, warga Lombok yang ditangkap sebanyak 4 orang, salah satunya Ketua Garuda Emas,” ungkap Sahib kepada Radar Lombok via WhatsApp.(cr-der/zwr)

Komentar Anda