Telan Rp 7 Miliar, Gedung Sentral Sarang Walet Mangkrak

SEPI: Gedung sentral pengelolaan sarang walet di jalan bypass BIL belum mulai difungsikan. (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA Keberadaan gedung sentral pencucian sarang burung walet yang telah dibangun di depan Bandara Internasional Lombok (BIL) belum bisa difungsikan. Gedung senilai Rp 7 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Perindustrian RI ini sudah rampung dibangun sejak akhir tahun 2022 lalu.

Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah menjelaskan, karena sentral sarang burung walet ini masih tahap awal dan baru tuntas dikerjakan maka dinas terkait yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus berupaya untuk meningkatkan peroperasiannya agar pengolahan walet yang ada ditempat itu kedepannya bisa lebih maksimal. “Nanti keberadaan sentral sarang burung walet ini dilakukan evaluasi dulu, baru kemudian kekurangannya kita terus tingkatkan melalui berbagai pembenahan. Termasuk dibutuhkan juga nanti kaitan dengan penguatan-penguatan yang ada di Sentral burung walet ini,” ungkap HM Nursiah, Senin (30/10).

Nursiah tidak menjelaskan secara pasti alasan kenapa kemudian gedung sentral pencucian sarang burung walet ini belum bisa  dimanfaatkan. Meski di sisi lain, bahan baku, alat untuk pengolahan hingga kemasan untuk sarang burung walet sudah tersedia. “Kembali manajemen yang mengelola, apakah erat kaitan dengan sumber daya manusia (SDM) atau masalah pemasaran yang kurang maksimal,” tambahnya.

Nursiah memastikan akan tetap memaksimalkan keberadaan gedung ini nantinya, sehingga keberadaan gedung sentral pencucian sarang burung walet ini bisa saja akan dikelola UPT atau pihak profesional lainnya. Karena jangan sampai gedung baru dan fungsi gedung sudah jelas namun pengelolaannya tidak profesional. “Sekarang sebenarnya sudah dioperasikan tapi kemungkinan promosinya saja yang belum maksimal. Makanya penting untuk kerja sama dengan pelaku pariwisata kemudian jaringan sentral yang lain. Jangan sampai gedung sentral pencucian sarang burung walet ini tidak difungsikan, makanya kita akan dorong untuk menjadi tugas Disperindag termasuk juga dari dinas Koperasi dan UKM,” jelasnya.

Baca Juga :  Selama Januari, 37 Warga Terjangkit DBD

Plt Kepala Disperindag Lombok Tengah, M Zarkasi menerangkan, sentral pencucian burung walet dengan nilai proyek hingga Rp 7 miliar lebih itu telah mulai digunakan atau sudah mulai melakukan produksi. Bahkan gedung sentral pengolahan burung walet tersebut, kini sudah dikelola oleh pemda setelah pemerintah pusat melakukan serah terima. “Gedung sentral sarang walet yang merupakan proyek dari Kementerian Perindustrian tersebut, telah diserahkan kepada pemda. Sekarang telah ditunjuk petugas untuk pengelolaannya dan sudah mulai berproduksi, karena sudah ada petugas yang ditempatkan di sana untuk melakukan pengelolaan,” ungkapnya.

Ditambahkan Zarkasyi, potensi usaha sarang burung walet di wilayah Kabupaten Lombok Tengah terkenal cukup banyak dan sangat menjanjikan. Karenanya, pemerintah pusat mengalokasikan dana untuk pembangunan sentral pengolahan sarang burung walet tersebut untuk memanfaatkan potensi walet di daerah itu. “Pembangunan gedung tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengembangan sarang burung walet dan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Lombok Tengah. Bahkan kedepan tidaknya hanya pengusahan sarang burung walet itu saja, tetapi ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara umum,” tambahnya.

Baca Juga :  Dugaan Pungli di Pantai Seger Resahkan Wisatawan

Lebih jauh disampaikan, pembangunan sentral pengolahan burung walet itu telah rampung dikerjakan pada Desember tahun 2022 sesuai kontrak. Anggaran pembangunan gedung sentral pengolahan sarang burung walet itu mencapai Rp 7 miliar. Selain itu, sentral pengelolaan sarang burung walet itu juga dilengkapi berbagai fasilitas dalam hal pengelolaan sarang walet. Semua fasilitas tersebut sudah tersedia saat ini dan sudah bisa difungsikan. “Jadi sarang walet mentah juga bisa dibawa ke sentral pengolahan sarang walet ini. Kemudian ditempat itu, akan diolah untuk berbagai jenis makanan dan minuman. Sehingga para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga direncanakan ada yang standby di lokasi itu untuk mengelola. Dengan adanya sentral pengolahan sarang walet ini, diharapkan bisa berdampak terhadap pengurangan angka pengangguran atau membuka peluang kerja bagi masyarakat,” jelasnya. (met)

Komentar Anda