Potensi Kerusakan Terumbu Karang Gili Matra Tinggi

WORKSHOP: Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Sri Yanti bersama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Muslim di Workshop Exit Strategy COREMAP-CTI ADB di Senggigi, Kamis (13/7). (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Climate Change Trust Fund (ICCTF) melakukan rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di kawasan wisata Gili Meno, Trawangan dan Air (Matra).

Program yang dilaksanakan sejak 2020 oleh Bappenas dan ICCTF ini merupakan bagian dari program jangka panjang sebagai upaya perlindungan terumbu karang dan ekosistem pesisir prioritas.

Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Sri Yanti mengatakan bahwa kegiatan ini berlangsung di tiga tempat. Selain di Gili Matra, ada juga di Gili Balu, Sumbawa dan juga Nusa Penida, Bali. “Khusus di Gili Matra merupakan lokasi percontohan di Indonesia,” ujarnya pada Workshop Exit Strategy COREMAP-CTI ADB di Senggigi.

Selain bentuknya peningkatan kapasitas masyarakat pesisir, juga ada pembangunan sarana prasarana. Khusus di Gili Matra yang dibangun adalah pos pemantauan yang lokasinya di Gili Trawangan. Kemudian ada pusat informasi yang ada di tiga Gili. “Kalau di Gili Bali ada dua menara pemantau,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim mengatakan bahwa potensi kerusakan terumbu karang di Gili Matra tinggi. Untuk itu perlu upaya rehabilitasi dan pengelolaan yang baik. “Itu akan kita perkuat. Selain itu kita perlu polisi khusus (polsus). Ini cukup efektif supaya tidak terjadi illegal fishing maupun pengeboman yang dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut,” ujarnya.

Kepala Dusun Gili Meno, Nasrun mengaku bersyukur dengan program rehabilitasi terumbu karang dan pengelolaan ekosistem pesisir. Tidak hanya alat, masyarakatnya juga diberikan pengetahuan memanfaatkan habitat laut. Contohnya seperti alat tangkap apa yang ramah lingkungan bawah laut, ikan apa saja yang dilindungi atau bisa ditangkap, dan titik aman untuk nelayan.

“Kami merasa tidak hanya lingkungan yang diperhatikan namun juga kita sebagai manusianya turut diperhatikan dan dilibatkan untuk melestarikan alam,” ujarnya. (der)

Komentar Anda