MXGP Tak Pengaruhi Okupansi Hotel

NORMAL : Okupansi atau keterisian kamar hotel di Kota Mataram disebut normal saat MXGP berlangsung. (ALI MA'SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Gelaran balap motocross dunia atau MXGP di Sirkuit Selaparang, Kota Mataram tidak mampu mendongkrak okupansi kamar hotel secara signifikan dalam tiga hari penyelenggaraan seri kesebelas MXGP.  Okupansi kamar hotel mentok pada kisaran 60 persen. Artinya masih banyak kamar hotel yang masih kosong selama penyelenggaraan MXGP. “Info dari teman-teman rata-rata terisi di atas 60 persen,’ ujar Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Adiyas Kurniawan kepada Radar Lombok, Minggu (2/7).

Fakta yang tersaji cukup mengejutkan meski okupansi hotel di angka 60 persen. Pemesan kamar ternyata bukan seluruhnya dari pembalap, kru, ataupun penonton MXGP yang datang ke Mataram. Melainkan dari tamu yang memang tengah berlibur di Pulau Lombok. “Itu tidak spesifik tamu yang mau nonton MXGP,” katanya.

Asiyas menjelaskan, pemesanan kamar hotel mulai meningkat hari Jumat (30/6).  Pemesanan ini dipengaruhi beberapa faktor seperti konser band papan atas nasional Dewa 19 di Sirkuit Selaparang sebagai rangkaian pembukaan berlangsungnya MXGP. Penonton  banyak yang memilih menginap di Kota Mataram karena konser Dewa 19. “Hotel mulai Jumat malam memang baik pemesanan tamu, banyak yang nonton konser Dewa,” ungkapnya.

Baca Juga :  BK Panggil Anggota Dewan Malas

Secara tidak langsung, MXGP yang pertama kali digelar di Kota Mataram ini tidak mendongkrak okupansi kamar hotel secara signifikan. Pemesanan kamar hotel pun dinilai normal karena tidak ada yang kekurangan kamar. “Normal-normal saja, gak ada kekurangan kamar juga,” imbuhnya.

Okupansi hotel di angka 60 persen juga biasa terjadi. Apalagi saat long weekend dari cuti bersama lebaran Idul Adha dengan libur lima hari. Tentunya kamar hotel diisi oleh tamu yang datang berlibur di Kotq Mataram. “Kalau long weekend memang relatif ramai seperti di tempat saya penuh tapi bukan semua penonton MXGP. Ada yang memang liburan, gak nonton,” terangnya.

Dari gelaran MXGP, diharapkan pemerintah diharapkan akan menaikkan okupansi hotel secara signifikan. Dengan fakta yang ada, penyebab masih belum maksimalnya okupansi hotel pada tiga hari pelaksanaan MXGP perlu diperdalam. Mulai dengan kemungkinan pembalap, kru, dan lainnya yang tidak menginap di Kota Mataram tapi di luar daerah. Tentang ini Diego punya jawaban sendiri. “Kemungkinan karena penontonnya orang lokal saja, penonton dari luar Lombok tidak banyak,” jelasnya.

Baca Juga :  Provokator Perusakan SDN Model Terancam Dimutasi

Pemerintah Provinsi NTB sebelumya menargetkan sekitar 100 ribu penonton akan datang untuk menonton MXGP di Sirkuit Selaparang. Untuk itu, ribuan kamar hotel berbintang di Kota Mataram diprediksi akan terisi penuh saat MXGP berlangsung. Tetapi nyatanya prediksi pemerintah meleset jauh. “Yang sudah bergabung di AHM periode sekarang tiga ribu kamar, karena anggota pasca covid dan sebelum covid ada perubahan, belum kita refresh,” tutupnya.

Kabid Pelayanan Penagihan dan Penyuluhan BKD Kota Mataram, Ahmad Amrin sebelumnya mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi peningkatan pajak hotel dari gelaran MXGP. Kendati demikian, petugas BKD disebar diseluruh hotel untuk mengetahui jumlah pasti tamu yang menginap. “Seperti kegiatan sebelumnya, penungguan kita lakukan. Terutama saat tamu hotel itu sarapan nanti kan terlihat jumlahnya yang menginap,” katanya. (gal)

Komentar Anda