Kapal Ternak Terbatas, Sapi NTB Dikirim Pakai Kapal Penumpang

MATARAM — Akibat keterbatasan kapal ternak, pengiriman hewan kurban dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), hingga kini terpaksa masih menggunakan kapal penumpang.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi NTB, H. Lalu Muhammad Faozal mengungkapkan pemerintah sebenarnya telah menyediakan fasilitas pengangkutan berupa tol laut ternak, yaitu dengan menggunakan kapal Cemara Nusantara 6 dan Cemara Nusantara 8.

Namun kendalanya yaitu kapasitas muat kapal ini hanya 500 ekor ternak saja, sementara di satu sisi kebutuhan pengusaha sekali pengiriman bisa sampai ribuan ekor.
“Itulah persoalannya, sehingga solusinya pengiriman (ternak) dengan menggunakan truk tronton menggunakan kapal laut penumpang, bukan kapal khusus ternak,” kata Faozal kepada wartawan, Selasa kemarin (7/5).

Faozal menjelaskan, para peternak atau pengusaha lebih memilih menggunakan jalur darat atau kapal penumpang menuju Jawa Timur, karena memang tidak ada opsi lain. Sebab, kapal khusus ternak yang disediakan pemerintah memiliki kapasitas yang terbatas.
Kendati diakui pengiriman dengan menggunakan kapal penumpang ini kadang memunculkan keluhan dari pengguna (penumpang) kapal. Namun karena tak pilihan lain, kegiatan tersebut, terpaksa masih berlangsung sampai sekarang.

“Kami sudah meminta (tambahan kapal khusus ternak, red), namun Negara hanya punya empat unit kalau tak salah. (Lebih banyak) kebutuhannya untuk ke Balikpapan, kemana-mana kapal Cemara Nusantara itu,” terang Faozal.

Supaya tidak terulang kasus pengiriman sapi dengan jumlah berlebih ke Jabodetabek seperti tahun lalu, maka pihaknya bersama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, juga membatasi kuota hewan kurban yang boleh dikirim ke Jabodetabek.

Sistem pengiriman juga dilakukan secara bertahap, agar tidak menumpuk di pelabuhan penyeberangan. Sebab, hewan ternak yang dikirim ke Jabodetabek menggunakan kapal penumpang rute Gili Mas Lembar — Tanjung Wangi. “Kita cicil (pengiriman), jadi tidak sampai terjadi penumpukan. Ada 20 atau 30 ekor sehari naik,” jelas Faozal.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB, Muhammad Riadi menimpali bahwa Pemprov NTB memberikan kuota pengiriman hewan ternak ke luar daerah sebanyak 54.900 pada tahun 2024.

“Sampai saat ini ternak sapi yang sudah dikirim keluar daerah sebanyak 16.103 ekor. Artinya masih ada sisa sekitar 38.797 ekor ternak asal NTB yang belum dikirim ke luar. Tujuan DKI (Jakarta), dari sejak Januari 2024 ada 704 ekor. Artinya ada potensi sekitar 15.000 ekor sapi dari Kabupaten Bima untuk kebutuhan lebaran Idul Adha besok,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan, maka diperlukan beberapa pengaturan, diantaranya pengaturan jadwal penerbitan rekomendasi dari daerah asal ternak, pengaturan jadwal keberangkatan ternak dari Pulau Sumbawa menuju Pelabuhan Lembar, serta antisipasi parkir tronton/truck di kawasan Gili Mas, dan pengalihan ke kawasan Segenter.
Lebih lanjut disampaikan, dibutuhkan juga pengaturan pemanfaatan Pelabuhan Lembar dan Gili Mas, serta ketersediaan moda transportasi (kapal angkut) di kedua pelabuhan tersebut.

“Di langkah awal kemarin, teman-teman dari Kabupaten Bima yang paling banyak ngirim sudah dibuatkan jadwal pengiriman. Kami sesuaikan dengan rekom yang diterbitkan disini (Disnakkeswan NTB),” ujarnya. (rat)

Komentar Anda