Mesin Roasting Kopi Buatan Lokal, Berbasis Android Pertama di Indonesia

TUNJUKAN: Dody Adi Wibowo salah satu pencetus mesin kopi roasting berbasis android selaku praktisi kopi. (DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK)

Kopi menjadi minuman yang banyak dinikmati oleh masyarakat. Apalagi NTB dikenal dengan produk kopinya, namun untuk bisa mendapatkan citra rasa bersaing dibutuhkan pengolahan yang tepat. Salah satunya dengan hasil roastingan kopi berstandar tinggi yang membutuhkan mesin sesuai standar.

———————————————————————————-

SALAH seorang pelaku UMKM kopi di Lombok Barat, Dody Adi Wibowo tercetus ide untuk memiliki mesin roasting kopi yang mampu menghasilkan kopi dengan standar tinggi dan dapat dikendali melalui handphone. Karena munculnya ide tersebut, ia mencoba untuk membuat sendiri mesin roasting tersebut dengan dibantu beberapa ahli mesin dan teknologi. Sehingga menghasilkan mesin roasting yang menghasilkan kopi terbaik. “Ide untuk buat mesin roasting kopi berbasis android ini sudah lama, tapi belum dipertemukan dengan ahli-ahli yang membuatnya. Sampai pada akhirnya orang dari Perindag Lombok Barat membawa ahil listrik dan kontroler,” kata Dody Adi Wibowo kepada Radar Lombok saat ditemui di lokasi produksi kopi di Gunungsari, Lombok Barat.

Dody, sapaan akrabnya mengatakan, dalam merakit mesin tersebut dibutuhkan beberapa orang yang memang ahli di bidangnya. Sehingga tercipta mesin roasting kopi dengan hasil kopi berstrandar tinggi. Pembuatan mesin tersebut merupakan dari tiga kolaborasi dari ahli kopi, kemudian ahli lisrtik serta kontroler dan ada dari ahli permesinannya. “Setelah dipertemukan dengan Pak Idham dari PPG SMK 2 Kuripan yang kelistrikan dan kontroler itu, kita coba buat pelatihan untuk pembuatan mesin roastingnya itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Mengenal Kylie Julia Ahmad, Finalis Puteri Muslimah Indonesia Award 2022 Asal NTB

Pembuatan mesin tersebut memang tidak mudah, untuk itu dilakukan pelatihan pembuatan mesin roasting agar dapat tercipta mesin roasting kualitas bagus. Meskipun memang ada beberapa IKM mesin sudah membuat mesin roasting kopi hanya saja masih belum sesuai dengan yang diinginkan. “Untuk bisa mendapatkan desain yang bagus, itu saya punya mesin raosting buatan dari Jakarta ada dua mesin. Satunya kita kasi untuk dibongkar ditempat pelatihan itu, karena orang-orang ini tidak paham bagaimana membuat mesin roasting ini,” terangnya.

Dikatakan memang untuk yang di ahli mesin mampu menjiplak bagaimana membuat mesin roasting tersebut. Hanya saja diawal percobaan masih ada beberapa yang kurang dan belum sesuai. Pasalnya dalam pembuatan mesin ini sendiri memang tidaklah mudah apalagi yang berbasis android. “Itu pembuatan mesinnya sampai menjadi yang sekarang membutuhkan waktu 8 bulan tahun 2020 kemarin. Dan untuk finishingnya kami yang di ahli kopi selesaikan, itu kita kembangkan lagi. Karena memang sudah lama sekali saya mau buat mesin ini,” ucapnya.

Menurutnya mesin-mesin buatan lokal masih kurang terutama untuk mesin roasting kopi. Kualitas kopinya belum memenuhi standar internasional jika menggunakan mesin buatan lokal. Untuk itu perlu adanya praktisi dalam pendampingan pembuatan mesin-mesin lokal ini. “Kita yang di pratiksi ini kan sudah mencoba mesin-mesin yang macam-macam, mulai dari rasanya sampai dengan sistem kerjanya seperti apa. Makanya itu dibutuhkan pendamping praktisi,” katanya.

Baca Juga :  Bripka Muhammad Huzaini Abdillah,Polisi Favorit Polda NTB Tahun 2021

Sementara itu, mesin roasting berbasis android ini sendiri merupakan produk mesin pertama di Indonesia. Sejauh ini belum ada mesin roasting dengan kontroler dari android, selama ini masih berbasis manual saja. “Kalua saya lihat ini mesin pertama yang pakai android, bahkan ada pratiksi kopi dari luar itu dia bilang baru petama kali melihat mesin roasting kopi ini,” katanya.

Dody menyebutkan jika mesin roasting ini banyak yang membuat, hanya saja dengan sistem android belum ada. Dengan sistem android ini akan lebih mudah dalam pengaturan suhu, timer, besaran api hingga tingkat kematangannya. “Sampai sekarang sudah banyak masuk pesanan, karena hasil sangrainya dari kopi itu lebih bagus dan standarnya bisa masuk coffe shop dan hotel. Ada pesanan dari luar daerah tapi belum kita sanggupin karena ini mesinnya masih tahap pengembangan dan belum produksi masal,” imbuhnya. (Devi Handayani)

Komentar Anda