Melihat Aktivitas Penambangan Batu Apung di Sirkuit Motocross 459 Lantan

MENAMBANG: Aktivitas warga saat menambang batu apung di Sirkuit Motocros 459 Lantan Kecamatan Batukliang Utara, Sabtu (16/7). (M Haeruddin/Radar Lombok)

Kondisi Sirkuit Motocros 459 Lantan Kecamatan Batukliang Utara (BKU) yang resmi diluncurkan pada 9 Mei 2022 lalu, kini rusak parah. Kerusakan itu dimanfaatkan warga sekitar untuk menambang batu apung.

LOKASI dibangunnya Sirkuit Motorcros 459 Lantan ini dulunya banyak dimanfaatkan warga untuk berkebun, terutama untuk menanam pisang. Setiap harinya warga mengandalkan untuk bertahan hidup menjadi petani di wilayah itu. Namun dengan dijadikannya lahan tersebut menjadi sirkuit membuat mereka tidak lagi bisa bertani.

Tapi pembangunan tak disesali warga sekitar karena mendatangkan berkah tersendiri. Warga memiliki pekerjaan baru dengan menambang batu apung dari kerusakan sirkuit tersebut. “Kalau dulu kita dari sini (sirkuit, red) menanam dan pulang membawa pisang. Sekarang kita mencari batu,” ungkap Amaq Nur saat ditemui Radar Lombok, Sabtu (16/7).

Ia menceritakan, keberadaan sirkuit ini membawa berkah tersendiri, pasalnya di tengah situasi kondisi sirkuit yang mengalami kerusakan akibat hujan. Namun ternyata sirkuit tersebut mendatangkan rezeki bagi warga sekitar. Pasalnya banyak batu apung di lokasi itu yang bisa dijadikan uang. Warga juga tidak begitu kesulitan memasarkan batu apung itu. “Kita mulai melakukan aktivitas penambangan ini setelah lahan ini menjadi sirkuit. Untuk pemasaran sangat gampang karena sudah ada pembeli yang datang langsung mengambil,” katanya.

Baca Juga :  Gebrakan Pejabat Baru Hasil Mutasi

Warga mulai melakukan aktivitasnya dari pagi hingga sore. Mereka mengisi batu apung itu dengan karung. Satu karung dihargakan Rp 5.000 dan karungnya disediakan langsung oleh pembeli. Warga hanya mengisi batu apung itu saja. “Alhamdulilah sehari kita bisa dapatkan hingga delapan karung untuk satu warga. Lumayan bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” tambahnya.

Hal yang sama disampaikan Amaq Fita, semenjak lahan tersebut menjadi sirkuit dia bersama warga lainnya beralih profesi dari petani menjadi penambang. Terlebih saat ini lokasi sirkuit mengalami kerusakan yang cukup parah akibat hujan. Di satu sisi, banyak batu apung yang berserakan yang bisa dimanfaatkan masyarakat. “Alhamdulilah batu-batu yang berserakan di sirkiut ini kita ambil dan dibawa oleh pemborong asal Lombok Timur terus akan dijual ke Jawa. Kita bersyukur makanya ada sirkuit ini, karena sekarang event tidak ada. Jadi kita manfaatkan lokasi ini untuk mencari uang,” tambahnya.

Baca Juga :  Melihat Aktivitas Anak- anak Jemaah Ahmadiyah di Tempat Penampungan

Ia menyadari meski hasil dari penambangan ini tidak terlalu besar namun baginya dengan menambang ini setidaknya bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Terlebih sangat sia-sia keberadaan batu apung itu jika tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. “Kita hanya mengambil dan kalau ada batu yang berukuran besar maka kita pecah-pecah. Jadi dari batu apung ini nanti akan dijadikan bahan membuat keramik dan lainnya,” tambahnya.

Diketahui bahwa sirkuit Motocros ini menyimpan potensi batu apung yang sangat besar, dulu memang warga tidak mengambil batu apung itu karena warga fokus untuk bertani. “Kalau sekarang kita sudah tidak bisa lagi menanam pisang. Karena sudah menjadi sirkuit, makanya kita manfaatkan potensi yang ada saat ini saja untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari,” tegasnya. (M HAERUDDIN-LOMBOK TENGAH)

Komentar Anda