Komunitas Koikotaku Sulap Saluran Jadi Tempat Budidaya Ikan Koi

MULAI TERTATA : Komunitas Koikotaku menyulap saluran kumuh menjadi tempat budidaya ikan Koi.(SUDIR/RADAR LOMBOK)

Dulu Saluran Penuh Sampah, Kini Jadi tempat Budidaya Ikan Koi.

Saluran yang dulunya dipenuhi sampah di Lingkungan Dasan Cermen, Kelurahan Dasan Cermen Kecamatan Sandubaya kini terlihat lebih indah setelah dipoles para tangan penghobi ikan koi dan masyarakat sekitar.


SUDIRMAN-MATARAM


SALURAN drainase yang dulunya kumuh kini tampak bersih, air jernih, sudah terpampang beberapa lukisan di tembok rumah warga yang indah tampak ikan koi. Dulunya, saluran di kawasan Lingkungan Dasan Cermen Kelurahan Dasan Cermen selalu dipenuhi sampah rumah tangga, sampah kiriman dari daerah lain ditemukan. Tapi kini, setelah para penghobi ikan Koi di Kota Mataram telah menyulapnya menjadi tempat yang bersih dan enak dipadang. Sejak awal Agustus, mereka sudah mulai merancang saluran sepajang 500 meter di tengah kampung tersebut akan dijadikan tempat budidaya ikan koi. Seperti beberapa daerah di Jawa Barat, Jawa Timur. Indukan ikan koi, sudah disiapkan untuk dilepas.

Juru bicara komunitas Koikotaku Hafiz menceritakan, sejak awal sudah prihatin melihat kondisi saluran di tengah perkotaan sampai perkampungan. Padahal, potensi untuk menjadi tempat budidaya ikan sangat bagus. Seperti di kawasan Dasan Cermen, salah satu saluran yang tidak pernah kering. Karena adanya mata air, sehingga mulai terbersit dipikiran para penghobi ikan koi. ‘’Kita jadikan tempat tersebut jadi kawasan central budidaya ikan koi pertama di NTB,’’ katanya, kepada Radar Lombok, Kamis (8/10).
Sepajang saluran sudah disulap bersih, cat warna-warni tampak terlihat. Kerja sama dengan masyarakat sekitar yang terus digerakan, sehingga memiliki rasa kebersamaan. Ikan koi yang dilepas dijaga bersama-sama supaya tidak hilang. ‘’Awalnya kita khwatir akan hilang, tapi masyarakat mulai menerima positif dan menjaga bersama-sama karena indukan semua sudah kita lepas. Sejak kondisi air jernih beberapa minggu lalu,’’ ucapnya.
Sampah dan lumpur membuat saluran dangkal. Kini setelah dilakukan normalisasi saluran memiliki kedalaman 2 meter, kondisi air juga sangat mendukung ikan koi untuk terus berkembang biak. ‘’Ke depan, kita ingin Kota Mataram bisa menjadi kawasan central budidaya ikan koi di Indonesia. Kalau dari segi kualitas ikan koi Lombok sudah terkenal, secara nasional dan sudah banyak kontes yang dimenangkan,’’ ucapnya.
Lalu dari mana para komunitas ikan koi ini memperoleh biaya budidaya ikan ini? Para anggota Koikotaku yang berjumlah 30 orang ini memperoleh biaya urunan serta masyarakat sekitar. Mereka sangat bersemangat untuk menyulap saluran yang sudah lama kumuh.
Para anggota komunitas juga terus membangun inovasi sejak awal, dari penataan saluran sampai debit air yang terus dipantau. Sehingga ketika dimulai budidaya ikan koi bisa berkembang lebih baik. ‘’Semoga saat panen nanti hasilnya bagus, terutama ikan koi dan bisa menjadi penghasilan baru warga,’’ pungkas Hafiz. (**)

Komentar Anda