Kibarkan Bendera Putih, Pedagang Eks Pelabuhan Ampenan Menyerah

BENDERA PUTIH : Pedagang Eks Pelabuhan Ampenan mengibarkan bendera putih tanda menyerah dengan kondisi perekonomian yang sulit.(Ali/Radar Lombok)

MATARAM — Sebanyak 97 pedagang eks Pelabuhan Ampenan mengibarkan bendera putih karena pasrah dan menyerah dengan kondisi sulit sekarang ini.

Ratusan bendera putih dikibarkan dan dipasang di lapak pedagang. Mereka merasa sudah tidak kuat lagi dengan himpitan ekonomi yang semakin sulit. Mereka ingin diperhatikan pemerintah karena tidak pernah tersentuh bantuan. Para pedagang berkumpul dan menyuarakan aksi mereka. ‘’ Kami menyerah. Tulis saja sebesar-besarnya. Sampaikan ke seluruh dunia kalau kami menyerah dengan kondisi ini,’’ ujar Indari Sucipto, Ketua Pedagang Eks Pelabuhan Ampenan, Jumat (30/7).

Kondisi sulit sudah dirasakan pedagang setelah musibah gempa bumi tahun 2018 lalu. Pengunjung yang datang terus berkurang. Seketika virus Covid-19 menyerang membuat situasi semakin sulit. Pantai Ampenan sempat ditutup. Kemudian setelah dibuka lagi, pengunjung yang datang jauh berkurang. Terlebih dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Tentu saja berimbas pada pemasukan pedagang. ‘’ Pengunjung juga kan takut dan trauma disuruh bubar oleh aparat. Kami hanya mendapatkan Rp 5 ribu saja seharinya. Tulis saja jeritan kami ini,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Pedagang Eks Pelabuhan Ampenan yang Angkat Bendera Putih Dapat Bantuan

Pedagang juga merasa tidak pernah tersentuh bantuan. Bahkan sejak gempa tahun 2018 tidak ada bantuan yang diberikan. Padahal banyak instansi yang lalu lalang berdatangan ke Pantai Ampenan. Tapi hanya segelintir pedagang yang mendapat bantuan. ‘’ Tidak semua mendapat bantuan. Kalau hanya 3 kilogram beras,itu bisanya sampai kapan?,’’ terangnya.

Padahal pedagang sudah patuh dengan ketentuan pemerintah seperti harus menggunakan masker dan menjaga jarak. Tapi timbal balik dari pemerintah sangat minim. ‘’ Kami sudah memakai masker. Jam buka dan tutup juga kami patuhi. Tapi aspirasi kami tidak pernah didengarkan. Kami hanya melihat warga yang lain menerima bantuan. Sedangkan dari pemerintah hanya jalan-jalan ke sini. Tidak pernah permintaan kami digubris,’’ herannya.

Kepala Lingkungan Melayu Bangsal, Sukini mengatakan warganya yang berdagang di Eks Pantai Ampenan menyerah. Karena saat ini pengunjung sangat sepi. Biasanya pada pukul 17.00 Wita pengunjung memadati Panta Ampenan. Tapi kini sudah tidak lagi. Pengunjung sepi dan pukul 20.30 Wita pedagang sudah diminta tutup oleh aparat. ‘’ Bayangkan kami jam 08.00 (malam) sudah tutup. Sedangkan pagi sampai sore itu sepi melompong pengunjungnya. Bagi yang masak seperti sate, itu basi dagangannya. Bantu kami menyuarakan jeritan ini. Pengunjung juga takut datang ke sini dikira mau dibubarkan saja sama petugas,’’ keluhnya.

Baca Juga :  Gubernur NTB Akan Beri Bantuan 20.000 Paket Sembako untuk PKL

Dia meminta pemerintah jangan berpangku tangan. Bantuan yang diberikan pun hanya untuk segilintir orang saja. ‘’ Kami pun ingin bahagia seperti yang lain. Jangan yang lain diberikan tapi kami di sini tidak dilirik. Kami sudah memasukkan surat ke instansi terkait. Tapi bantuan sulit kami dapatkan,’’ sesalnya. (gal)

Komentar Anda