Ketua KPK: Bangun Integritas Dimulai dari Keluarga

KETUA KPK: Ketua KPK RI, Komjen Pol Firli Bahuri, M.Si, dan Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, foto bersama usai kegiatan Bimtek pemberdayaan peran serta masyarakat, di Hotel Golden Palace, Kamis (6/10).(istimewa)

MATARAM — Ketua KPK RI Komjen Pol Firli Bahuri, M.Si, mengatakan pentingnya membangun identitas integritas yang dimulai dari keluarga.

Peran keluarga sangat penting dalam memberantas korupsi. Menurutnya, korupsi ini menjadi perhatian bersama dan merupakan tantangan untuk dituntaskan. Pemberantasan korupsi, karena sesungguhnya praktik korupsi ini yang akan sangat mempengaruhi dan menentukan apakah tujuan bisa terwujud atau tidak. “Karena itu, mari kita bangun identitas integritas yang bisa kita mulai dari kehidupan keluarga. Yang salah satu tujuannya adalah untuk memberantas korupsi, diperlukan peran penting daripada keluarga, baik itu ayah, ibu, anak, maupun dalam inti keluarga itu sendiri,” ujar Firli dalam bimtek pemberdayaan peran serta masyarakat “Mewujudkan Keluarga Berintegritas Melalui Penanaman Nilai-nilai Anti Korupsi”, yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, yang berlangsung di Hotel Golden Palace, Kamis (6/10).

Dalam paparannya, Firli menjelaskan terkait indikator pembangunan Nasional, mulai dari angka kemiskinan, angka pengangguran, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, indeks pembangunan masnusia, pendaftaran perkapita dan lainnya.

Firly juga berpendapat bahwa sebuah pendidikan sangat penting, bahkan dia percaya dengan menerapkan pendidikan setinggi mungkin, maka dapat menjadi senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. “Melalui pendidikan bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk bisa mengubah dunia,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan terkait tugas penting pimpinan daerah, yakni mewujudkan tujuan negara, menjamin stabilitas politik dan keamanan, menjamin keselamatan masyarakat dari segala gangguan bencana dan pertumbuhan ekonomi.

Sementara Direktur Peran Serta Masyarakat KPK RI, Brigjen Pol Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi, Sik, SH, MM, MH, melaporkan bahwa keluarga adalah lingkungan terkecil dalam mencegahnya terjadinya korupsi. “Kita harus mencegahnya dari diri kita sendiri, kemudian lingkungan terkecil adalah keluarga. Maka dari itu program kita adalah mewujudkan keluarga yang berintegritas,” ungkapnya.

Pandangan serupa juga disampaikan anggota Komisi I DPRD Provinsi NTB, H. Najamuddin Moestofa, bahwa keluarga memiliki andil dan peran besar bagi pemimpin, baik itu kepala daerah, kepala OPD, pejabat publik dan pemangku kebijakan, untuk berbuat atau tidak melakukan tindakan korupsi. Menurutnya, tata kelola keluarga dinilai menjadi titik awal dari tindakan menyimpang atau sebaliknya. Sehingga seorang pemimpin itu tidak saja harus intelektualitas, tetapi juga memiliki etikabilitas (ahlak) yang baik. “Jadi sedini mungkin pemimpin-pemimpin kita sekarang dan dimasa mendatang, agar jangan hanya mengukur dari tingkat kecerdasan ataupun intelektualitas saja. Namun juga harus mengukur dari sisi etika. Dan ini yang kita kenal dengan nama moralitas,” ujarnya.

Menurut Najamuddin, dalam melihat pemimpin cenderung terjebak atau terjerumus dalam intelektualitas atau kepintaran (kecerdasan-red) saja, namun kosong dalam ahlak maupun moralitas. Maka itu, kecenderungan yang diperbuat pemimpin menjadi menyimpang (korupsi), berbohong dan lainnya, dikarenakan hilangnya ahlak.
Ditegaskan Najamuddin, ahlak ini dibangun atau dibentuk dalam lingkungan keluarga. Sehingga orang tua memiliki andil dan peran yang besar dalam mendidik anggota keluarganya untuk berahlak mulia.

“Penting pembinaan keluarga sebelum kita keluar dari keluarga. Sebab, dalam keluarga ini digembleng dulu sebaik mungkin. Sehingga ketika menjadi pemimpin, dapat terlepas dari perilaku menyimpang,” paparnya. Korupsi bukan sekadar defisit integritas, tetapi juga menyangkut gaya hidup yang hedonis. “Integritas dan gaya hidup hedonis itu akan teratasi, jika peran keluarga kembali dikuatkan. Maka penguatan dalam keluarga itu sangat penting. Sehingga ini yang harus benar-benar ditanamkan dalam dari kita,” tambahnya. (sal)

Komentar Anda