Kesulitan Stok, Pedagang KLU Datangkan Beras dari Lotim dan Loteng

BERAS MAHAL: Pedagang beras di Pasar Tanjung tengah melayani pembeli, Kamis (7/9) (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Harga beras secara nasional naik, termasuk di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Hal ini diduga sebagai dampak dari kekeringan atau El Nino yang terus meluas.

Salah satu pedagang di Pasar Tanjung, Mak Karin mengaku bahwa harga beras saat ini sekitar Rp 14.000 per kg. Terjadi kenaikan dari yang sebelumnya Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kg. “Mulai naik sejak dua minggu lalu,” ujarnya, Kamis (7/9).

Beras yang dijualnya adalah jenis premium yang didatangkan dari Lombok Tengah (Loteng). Untuk beras dari KLU sulit didapati. Kalaupun ada harganya jauh lebih mahal. “Karena kualitasnya juga lebih bagus makanya harganya lebih mahal. Itu biasanya bos-bos saja yang beli. Kita ndak berani jual di sini,” ucapnya.

Pedagang lainnya Suhartini juga mengakui hal sama bahwa terjadi kenaikan harga beras saat ini. Ia juga menjual dengan harga Rp 14.000 per kg. Harga tersebut kata Suhartini sudah berlaku sejak bulan lalu karena stok mulai berkurang. “Beras ini datang dari Lombok Timur dan Lombok Tengah. Kalau yang KLU tidak ada,” ujarnya.

Baca Juga :  Pembatalan Mutasi Tunggu Petunjuk Mendagri

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) KLU Tresnahadi mengatakan bahwa fenomen el nino adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Di mana setiap tahun pasti terjadi dan itu berdampak pada penurunan ketersediaan air tanah. Pada akhirnya berdampak pula pada produksi pangan khususnya beras. “Ketersediaan berkurang dan harganya juga naik. Semula sekitar Rp 13.000 per kg (kelas super) sekarang Rp 15.000 per kg,” ucapnya kemarin.

Meski begitu masyarakat tak perlu khawatir. Pemerintah pusat, provinsi hingga daerah sudah mengantisipasi hal ini sejak jauh-jauh hari. “Kalau di sini ketersediaannya berkurang nanti kan didatangkan dari luar baik itu dari Lombok Timur, Lombok Tengah atau Lombok Barat. Insyaallah kita tidak akan kekurangan beras walaupun ada el nino,” jelasnya.

Diakui Tresnahadi, cadangan pangan pemerintah (CPP) milik Pemda KLU untuk beras, saat ini masih ada. Jumlahnya sekitar 56 ton. Mengingat cadangan pangan pemerintah (CPP) itu masih banyak, maka pihaknya berencana memberikan bantuan kepada masyarakat khusus petani yang terdampak el nino. “Sekarang ini kami sedang mendata lahan-lahan yang terdampak kekeringan di KLU ini. Nanti kalau sudah lengkap datanya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah desa,” ujarnya.

Baca Juga :  Ritel Modern di KLU Diizinkan, Surak Agung Siap Demo

Untuk mendapatkan CPP ini harus desa nanti yang mengusulkan ke Bupati. Kemudian begitu ada rekomendasi dari Bupati untuk mengeluarkan CPP maka baru pihaknya akan membagikan bantuan beras kepada petani. “Di dalam perda tentang CPP boleh kita bagikan untuk masyarakat yang terkena bencana dan sebagainya. Kekeringan ini kan termasuk bencana juga. Makanya kami mau bagikan kepada petani terutama yang gagal panen akibat dampak el nino,” bebernya.

Terkait kapan akan disalurkan, belum bisa dipastikan. Jumlah bantuan yang akan disalurkan ke masing-masing kepala keluarga (KK) juga belum bisa dipastikan. “Nanti kita lihat berapa KK yang diajukan. Nanti kita sesuaikan dengan CPP kira-kira berapa yang bisa kita salurkan. Bisa 10 kg atau 15 kg. Nanti kita lihat,” pungkasnya. (der)

Komentar Anda