PRAYA — Puluhan orang tua wali siswa bersama Komite SMAN I Praya Barat menggelar aksi demonstrasi di sekolah, Rabu (14/6). Bahkan para orang tua siswa menyegel gerbang sekolah. Hal ini dilakukan sebagai buntut dipindahnya Kepala SMAN 1 Praya Barat, Khairil Anwar menjadi guru biasa di SMA Negeri 2 Praya.
Para orang tua siswa menyayangkan Khairil Anwar di pindah tugaskan. Pasalnya, wali siswa menilai selama Khairil Anwar memimpin di SMAN 1 Praya Barat sangat banyak membawa perubahan atau kemajuan di sekolah dan dianggap layak untuk di pertahankan demi kemajuan sekolah tersebut.
Ketua Komite SMAN 1 Praya Barat, Abdul Sahid menegaskan aksi penyegelan yang dilakukan oleh puluhan perwakilan orang tua siswa SMAN 1 Praya Barat ini merupakan aksi spontanitas yang dilakukan guna mengharapkan dan memohon agar pihak terkait bisa mempertahankan Khairil Anwar sebagai Kepsek di SMAN 1 Praya Barat.
“Kita meminta dan memohon agar supaya tidak digeser Kepsek yang saat ini yakni Khairil Anwar. Karena kita menilai dari sisi positifnya yang memang sudah terbukti dari berbagai prestasi yang sudah ditorehkan selama menjadi kepala sekolah,” ungkap Abdul Sahid saat dihubungi Radar Lombok, Rabu (14/6).
Menurutnya selama kepemimpinan Khairil Anwar dilihat kondusivitas sangat tercipta dengan baik, sehingga proses belajar mengajar di SMAN 1 Praya Barat berjalan dengan aman dan lancar.
“Kami melihat kualitas pendidikan juga mulai ada peningkatan dengan kepemimpinan Khairil Anwar. Salah satunya saat ini peningkatan jumlah siswa SMAN 1 Praya Barat,” ujarnya.
Disampaikan juga bahwa pencapaian di bawah kepemimpinan Khairil Anwar sebagai kepala sekolah sangat terukur, sehingga yang bersangkutan dianggap sangat pantas untuk dipertahankan.
“Kita mohon kepada Dinas Dikbud NTB agar Khairil Anwar tetap di SMAN 1 Praya Barat. Semoga apa yang menjadi aspirasi kami bisa dipertimbangkan oleh dinas terkait,” harapnya.
Ia menegaskan bahwa aksi yang mereka lakukan murni sebagai bentuk kecintaan mereka kepada kepala sekolah dan untuk kemajuan sekolah tanpa ada yang menyuruh. Bahkan aksi yang dilakukan ini juga secara spontan tanpa sebelumnya ada surat pemberitahuan aksi.
“Kita tadi sebentar di sekolah dan biar asipirasi kita didengar maka kita langsung ke dinas di Provinsi dan langsung bertemu dengan Kadis dan kita sampaikan apa yang kita hajatkan tadi,” terangnya. (met)