Jalan Baru Solusi kemacetan Rembige-Gunung Sari

JALAN : Kondisi jalan Rembige-Gunung Sari yang setiap hari macet terutama sore hari.(Fahmy/Radar Lombok)

GIRI MENANG – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kota Mataram mulai membicarakan rencana pembukaan jalan baru sebagai solusi kemacetan jalan Rembige-Gunung Sari.
Tujuan pembukaan jalan baru ini sebagai upaya mengurangi kemacetan yang selama ini banyak dikeluhkan. Dua daerah ini diminta mencarikan solusi dari keberadaan jalan yang menghubungkan Kota Mataram dan Lobar ini.

Kepala Dinas PUTR Lombok Barat H. Lalu Winengan yang dikonfirmasi menyebutkan bahwa pertemuan antara Pemkab Lombok Barat dan Kota Mataram adalah untuk membahas kondisi jalan Rembige-Gunung Sari. “ Sudah ada pertemuan antara Lombok Barat dan Kota Mataram,” katanya saat ditemui kemarin (24/2).

Pertemuan ini belum memutuskan apakah akan dilakukan pelebaran jalan yang sudah ada saat ini atau akan membuka jalan baru. Winengan menegaskan, jika dibuka jalan baru, diusahakan tidak melewati kawasan pemukiman.” Kita upayakan jalur yang dibuka tidak melewati pemukiman warga,” katanya.

Untuk itu butuh beberapa kali pertemuan lagi dengan Pemkot Mataram untuk menentukan titik jalan yang mau dibuka. Kalau misalnya melebarkan jalan yang ada sekarang ini, itu membutuhkan anggaran yang besar, karena kiri kana nada pemukiman padat.” Makanya kita upaya jalan yang mau dibuka tidak melewati rumah atau tempat tinggal masyarakat,” ungkapnya.
Pemkot Mataram mungkin saja mampu memberikan membebaskan lahan masyarakat, karena kawasan sedikit, tetapi yang berat itu Lombok Barat yang harus lebih banyak wilayahnya dibebaskan.” Mataram kan sedikit tidak masalah, karena jalurnya pendek. Mataram hanya beberapa ratus meter saja. Yang panjang itu kita Lombok Barat,” tegasnya.

Sebelumnya Walikota Mataram H. Mohan Roliskana mengatakan, jika melebarkan jalan yang sekarang ini sangat sulit direalisasikan. “Itu lebih sulit lagi ya karena pemukiman penduduk itu dekat sekali dengan bahu jalan. Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan lahannya. Efek sosialnya juga bisa lebih besar,” kata Mohan.

Soal anggaran untuk pembukaan jalan baru ini, Walikota mengatakan bisa sharing dengan Pemkab Lobar. Selain itu, bisa juga mengajukan usulan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. “Kita bisa ikhtiarkan dari anggaran daerah. Tapi sekali lagi membangun ini tidak bisa serta langsung, kan harus bertahap. Nanti juga kita minta dukungan dari Balai Jalan,” katanya.

Pembukaan jalan baru di perbatasan Kota Mataram bagian utara salah satu yang diprioritaskan. Karena memilik fungsi mengurai kemacetan di Rembiga menuju Gunung Sari. Jalur tersebut menjadi satu-satunya akses yang digunakan warga kedua daerah.

Sehingga pembukaan jalan baru dinilai keharusan. “Itu solusi yang kita pikirkan untuk jalan keluarnya adalah pembukaan jalan baru,” terangnya.
Sebelumnya ada tiga opsi yang dijajal kedua daerah. Opsi pertama adalah melanjutkan jalan Udayana sampai ke Montong Lombok Barat dan Senggigi. Opsi kedua adalah melanjutkan jalan baru terusan Bung Hatta Monjok sampai ke SPBU Kekait Lombok Barat.

Opsi ketiga adalah jalan rintisan di depan Hotel Lombok Astoria diteruskan ke wilayah timur menuju Lombok Barat. Dari ketiga opsi tersebut, melanjutkan Jalan Dakota Udayana sampai ke Montong Lombok Barat dianggap paling cocok untuk ditindaklanjuti. “Yang paling memungkinkan menurut saya melanjutkan Jalan Dakota ke Lombok Barat. Supaya tidak terlalu jauh juga melingkarnya kan,” tutup Mohan. (ami/gal)

Komentar Anda