MATARAM – Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan untuk merubah kurikulum pendidikan mendapat perhatian satuan pendidikan yang nantinya sebagai pelaksana di lapangan. Sejumlah kepala sekolah mulai membicarakan perihal rencana perubahan kurikulum dan adanya penghapusan mata pelajaran bahasa inggris untuk jenjang SMP dan SMA.
Kepala SMKN 3 Mataram Moh Tauhid mengatakan rencana perubahan kurikulum oleh Kemendikbud tentu cukup bagus. Namun perlu adanya kajian lebih mendalam lagi mengenai perubahannya, agar saat diimplementasikan nanti bisa berjalan lancar.
“Ya kalau kita sih tetap akan menjalankan apapun menjadi keputusan pimpinan, apalagi perubahannya nanti untuk kemajuan pendidikan. Kita berharap sebelum diterapkan harus ada kajian lebih mendalam lagi,” kata Tauhid, Senin (25/11).
Tauhid enggan berkomentar lebih jauh lagi mengenai rencana perubahan kurikulum, karena belum ada pernyataan secara terlulis yang dikeluarkan Kemendikbud.
“Inikan masih sekedar isu saja, jadi kita tunggu informasi resminya nanti seperti apa. Intinya kita tetap mendukung apa yang dikeluarkan oleh Kemendikbud,” ujarnya.
Terpisah, Kepala SMPN 14 Mataram H Chamim Tohari juga angkat bicara mengenai perubahan kerikulum yang akan dilakukan oleh Kemendikbud, tentu harus melalui proses yang cukup matang penerapannya bisa terlaksana sesuai yang diharapkan.
“Ketika nanti terjadi perubahan, kita tetap akan laksanakan namun harus disosialisasikan dan adakan pelatihan kepada kami terlebih dahulu sebelum penerapan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris PGRI NTB H Istiqlal mengatakan perubahan yang akan dilakukan oleh Kemendikbud tentu dengan tujuan yang baik untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Ya kita lihat aja nanti seperti apa perubahannya, yang jelas ini untuk kebaikan pendidikan, apapun perubahan kita akan siap melaksanakannya,” katanya.
Mengingat hal tersebut, katanya agar mampu bersaing dengan negara-negara lain yang saat ini cukup bagus mengembangkan pendidikan dengan pola kurikulum yang dilakukan.
“Memang sewajarnya harus ada perubahan, namun tentu perubahan itu harus diimbangi dengan kajian terlebih dahulu,” imbuhnya. (sal)