Gili Bakal Dipasangi Hydrant

Artadi (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Kebakaran sudah sering kali terjadi wilayah Gili Trawangan, Meno dan Air. Hanya saja setiap kali kebakaran, sangat sulit dipadamkan, karena tak ada petugas pemadam kebakaran (damkar), termasuk sumber air yang bisa dipergunakan.
Misalnya saja saat kebakaran Oceano Resort Jambuluwuk Gili Trawangan beberapa pekan lalu. Pegawai dibantu warga kelimpungan memadamkan api. Sementara petugas Damkar dari daratan KLU baru datang sekian jam setelah kebakaran, karena harus melintas laut. Dan meskipun datang, Damkar tak membawa alat yang memadai.
Tidak ingin kejadian sama terulang kembali, masyarakat Gili pun kini meminta pemasangan hydrant untuk penanganan kebakaran di kawasan tersebut. Hydrant adalah alat pengendali api darurat dengan menyediakan suplai air yang dibutuhkan oleh tim damkar.


Ketua DPRD KLU Artadi mengatakan bahwa pihaknya sudah rapat gelar pendapat dengan pelaku wisata dan masyarakat tiga Gili terkait penyelesaian kebakaran. Dari hasil gelar pendapat tersebut, masyarakat Gili menginginkan alat pemadam kebakaran di wilayah Gili. “Permintaan mereka ada sebanyak 14 titik,” ujar Ketua DPRD KLU Artadi.


Atas permintaan tersebut, pihaknya pun telah melakukan komunikasi dengan dinas terkait dan disepakati pemasangan hydrant. Untuk suplai airnya, akan disediakan oleh PT Tiara Cipta Nirwana (TCN). “Kami akan komunikasikan dengan TCN soal ini,” katanya.
Project Manager PT TCN Agus Artha Guna yang dimintai tanggapannya soal rencana tersebut siap mendukung jika itu dalam kondisi darurat. “Kalau terkait hydrant kita siap support. Apalagi untuk pemda karena kita kerja sama dengan pemda,” ujarnya.
Hanya saja pihaknya tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk 14 unit. Pihaknya berharap PDAM sebagai mitra ikut membantu. “Kalau bisa jangan hanya lewat TCN ini saja, tapi harus dengan PDAM juga. Makanya biar PDAM yang memerintah kita nanti, karena CSR ini kan berdua,” jelasnya.
Agus mengakui bahwa pihaknya pernah mengajukan mengenai hal ini, namun tidak ada respons. Jika ada program melalui PDAM, pihaknya akan langsung melakukan. “Pas kebakaran kemarin, kami dari TCN juga mendistribusikan air untuk pemadaman,” tandasnya.


Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung Firmansyah mengatakan, pihaknya juga siap berkolaborasi dalam pendistribusian air untuk kebencanaan. “Bagaimana kemarin ketika kebakaran di Gili Trawangan kita sudah berperan sebenarnya di situ dengan memberikan distribusi air bersih kita untuk penanggulangan bencana. Sebab saat itu salah satu air yang bisa diakses adalah air PDAM,” ungkapnya.
Tidak hanya pendistribusian air, pihaknya juga ikut terlibat dalam pemasangan darurat pipa untuk memadamkan api. “Sebenarnya ini harus dipikirkan oleh dinas terkait. Perlu diingat PDAM bukan perusahaan pemadam kebakaran. Kita penyedia air bersih,” sesalnya.


Mengenai hydrant, dirinya mengembalikan persoalan itu pada OPD terkait, yakni Dinas Penyelamatan dan Damkar. Jika mengandalkan CSR PDAM dan TCN, perlu diingat jika perusahaan itu belum beroperasi sepenuhnya. “Perlu diingat rekanan kami ini belum beroperasi efektif sepenuhnya. Tiba-tiba wajib mengeluarkan CSR-nya. Sedangkan usahanya saja belum kelihatan progres yang signifikan,” ungkapnya.
“Tetapi kalau mau buat komitmen ke depan. Misalnya PDAM maupun TCN selaku rekannya PDAM di Gili Trawangan, kami siap-siap saja sebenarnya kolaborasi. Dengan catatan tanggung jawab kebakaran ini tidak bertumpu ke PDAM. Harus ada dinas terkait yang lebih punya kewenangan,” tambahnya.
Firman membeberkan bahwa sejauh ini Dinas Penyelamatan dan Damkar juga sering menggunakan air PDAM. Tetapi hal tersebut jelasnya bukan masalah, asalkan ketersediaan air saat itu mencukupi dan untuk mengatasi situasi kedaruratan. (der)

Komentar Anda