Event Lombok Weekly Market Bikin Puluhan UMKM Merugi

SEPI : Para pelaku UMKM yang menyewa stand di event Lombok Weekly Market merugi, karena pengunjung dan penonton sepi. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Event Lombok Weekly Market dituding membuat puluhan UMKM yang buka stand merugi. Akibatnya para pelaku UMKM yang sewa stand jutaan rupiah meminta uang sewanya dikembalikan 50 persen.

Event Lombok Weekly Market yang di selenggarakan Lombok Creative Hub ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 22-24 September. Mereka mendatangkan sejumlah Artis/Band ternama ibu kota. Diantaranya The Changcuters, Kotak, Aldi Taher, D’Mayer, Hydro Coplo, dan Club Dangdut Racun.

“Penyelenggara tidak bertanggungjawab. Apa yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh soal penjualan tiket yang panitia klaim laku 3 ribu, nyatanya hanya ratusan penonton yang datang,” tegas Koordinator Tenan UMKM Event Lombok Weekly Market Dino Sapiudin, Minggu (24/9).

Dijelaskannya, ada sekitar 70-an UMKM yang menyewa stand dengan harga Rp2,5 juta. Masing-masing UMKM ada yang gabung dalam satu stand. Artinya per-UMKM mengeluarkan uang sewa Rp1.250.000. Sayangnya, dalam perjalanan acara yang berlangsung, kondisi penonton sangat sepi. Bahkan tidak sampai satu ribu per hari.

“Kami tidak menyalahkan penonton sepi, tapi kami menyalahkan cara panitia berkomunikasi. Kita dikasi tau 3 ribu penonton per-hari. Tapi semua itu bohong, ini buat kami kecewa,” terangnya.

Atas keadaan tersebut, pelaku UMKM yang mayoritas menjual kulineran, menjadi rugi besar. Lantaran produk yang dijual banyak yang tidak laku. Akibatnya banyak yang basi dan dibuang sia-sia.

Baca Juga :  Tak Hanya Kurangi Emisi, Kendaraan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi UMKM

“Ini event paling konyol yang kami ikuti. Sewa jutaan, tapi kita dapat jualan hanya Rp100 ribuan per hari. Bahkan ada yang dapat puluhan ribu saja. Parahnya, saking sepinya banyak UMKM yang tutup sejak hari kedua dan ketiga,” katanya.

Tidak hanya itu lanjutnya, ada beberapa janji dari panitia yang tidak dijalankan dengan benar. Salah satunya soal tambahan sewa listrik sebesar Rp600 ribu untuk menambah daya listrik. Nyatanya daya listrik tidak ditambahkan, karena listrik sering tidak muat saat menghidupkan kulkas dan sejenisnya.

“Ini kan kurang ajar, kasihan teman-teman yang jualan eskrim dan sejenisnya,” lanjutnya.

Menurutnya, event Lombok Weekly Market yang dibuka Sandiaga Uno, Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, dan pejabat lainnya ini paling buruk yang pernah diikuti selama bermitra sewa stand. Benar-benar komunikasi Panitia tidak jelas dari awal. Termasuk rundown acara yang disebar juga tidak sesuai seperti di lapangan. Janjinya akan ramai dari pagi, namun selalu sepi karena tidak ada acara yang di selenggarakan.

Atas peristiwa tersebut, puluhan pelaku UMKM melakukan protes terhadap panitia penyelenggara, supaya panitia bersedia mengembalikan uang sewa stand 50 persen dari harga sewa. Menurut Dino ini salah satu solusi paling tepat jika dilihat dari kerugian yang dialami para pelaku UMKM. “Cuma satu tuntutan kami, kembalikan uang sewa 50 persen,” tegasnya.

Baca Juga :  UMP NTB 2024 Diusulkan Naik Hanya Rp72.660

“Promosi dari panitia acara ini juga minim. Hanya promosi di Sosmed dan satu spanduk saja. Ini juga yang buat kami kecewa,” tambahnya.

Senada, Peserta Stand Klinik Kesehatan Bening Akbar Ramada mengatakan, komunikasi panitia dengan pihaknya tidak jelas. Bagaimana tidak, pihaknya yang menyewa stand untuk produk kesehatan diberikan stand yang kotor. Padahal sebelumnya sudah disampaikan konsep yang bakal di marketing. “Kami tawarkan alat kesehatan dan kecantikan, kok stand kami di kasi kotor dan banyak tanah berserakan,” katanya.

Dalam hal ini jelasnya, sebelum pihaknya menyewa stand sudah menjelaskan agar diberi stand yang bersih dan sesuai yang di tawarkan. Nyatanya semua itu tidak respon dengan baik, hingga menempati stand yang tidak bersih. “Yang kami sesalkan itu, komunikasi awal tidak dijalankan dengan baik,” sesalnya.

Sementara itu, saat Ketua Panitia Penyelenggara Event Lombok Weekly Market Bahtiar Rifai di konfirmasi, pihaknya tidak mau menjawab dengan alasan Radar Lombok bukan media Partner dari event yang di selenggarakannya. (rie)

Komentar Anda