BI Proyeksi Ekonomi NTB 2023 Tumbuh Melambat, 2024 ‘Reborn’

Kepala Perwakilan BI NTB Berry A Harahap

MATARAM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Berry A Harahap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 lebih rendah dibandingkan dengan posisi 2022 lalu. Pasalnya, pada 2023, kinerja ekspor tambang milik PT AMMAN lebih rendah dibandingkan dengan poisis 2022 lalu.

“Perlambatan pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 ini didorong oleh lebih rendahnya produksi tembaga seiring dengan perolehan izin ekspor yang lebih lambat,” kata Berry A Harahap, kemarin.

Menurut Berry, pelambatan ekonomi NTB juga didorong oleh lebih rendahnya produksi pertanian, karena dampak El Nino. Kendati demikain, peningkatan investasi mampu menahan pelambatan ekonomi NTB lebih dalam.

Berry memaparkan, meski kondisi ekonomi NTB pada 2023 diproyeksi tumbuh melambat, namun untuk 2024 ia optimis bisa ‘reborn’. Optimisme itu didorong oleh potensi peningkatan produktivitas pertanian dan hilirisasi sektor pertanian. Oleh karena itu, potensi sektor pertanian ini perlu terus didorong untuk hilirisasinya. Karena hilirisasi sektor pertanian ini memiliki dampak yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat NTB.

Seperti dengan penerapan teknologi. Di mana industri pertanian dengan program indsutrialisasi melalui hilirisasi produk pertanian memiliki kandungan teknologi menengah rendah dapat menjadi pilihan meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Karena sesuai dengan karakteristik SDM di NTB dan mampu menurunkan kemiskinan, dan pengangguran yang cukup signifikan itu ada sektor pertanian dan hilirisasi produknya.

Baca Juga :  BI Gandeng Disperin NTB Perkuat Daya Saing IKM

“Selain itu, pastinya pengembangan sektor parawisata juga merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi NTB, yang sangat potensial untuk digenjot dikembangkan,” kata Berry.

Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB juga memproyeksi ekonomi NTB akan tumbuh pada kisaran 4,8 s/d 5,6% (yoy) pada 2023. Sejumlah inisiatif Bank Indonesia untuk 2023 antara lain mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi biaya melalui program Digital Farming dan Onboarding UMKM, mengoptimalisasikan daya saing komoditas ekspor non tambang.

Melakukan pemulihan aktivitas ekonomi produktif yang berdimensi masyarakat dan UMKM  secara end to end process, mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui hebitren dan Masyarakat Ekonomi Syariah, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui ketersediaan uang rupiah layak edar, meningkatan dan memperluas transaksi menggunakan QRIS, serta mendorong pertumbuhan kredit yang seimbang dan inklusif pada sektor-sektor prioritas. Pada tahun 2022 lalu, Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB secara akumuliatif mencapai 6,95 persen.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Winda Putri Listya menjelaskan perekonomian NTB pada tahun 2023, diproyeksi akan tumbuh dalam kisaran 1,5-2,3%. Dan untuk 2024, ekonomi NTB diproyeksi tumbuh di kisaran 3,3-4,1%.

Baca Juga :  BI NTB Menargetkan 300 Ribu Pengguna Baru QRIS Tahun 2022

“Proyeksi ini sejalan dengan masih kuatnya Konsumsi Rumah Tangga, tren perbaikan kinerja ekspor, serta dampak positif dari pelaksanaan Pemilu,” ujar Winda.

Winda menyatakan bahwa Bank Indonesia berkomitmen untuk memperkuat arah kebijakan ke depan dengan beberapa langkah strategis. Pertama, respon bauran kebijakan moneter serta koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi di NTB akan diteruskan dan diperkuat. Ini melibatkan optimalisasi anggaran belanja pemda dan sinergi melalui Gerakan Nasional Non-Tunai Indonesia (GNPIP). Kedua, mendorong pengembangan UMKM potensial, termasuk UMKM berbasis syariah, melalui peningkatan produktivitas, dukungan pembiayaan, hilirisasi, digitalisasi, dan pendampingan pemasaran untuk memperluas akses pasar ekspor.

Langkah ketiga melibatkan akselerasi transaksi non-tunai dengan perluasan kanal digital, diharapkan dapat mendukung efisiensi transaksi keuangan di Provinsi NTB. Sedangkan langkah keempat adalah bersinergi untuk memperkuat daya saing pariwisata daerah melalui diversifikasi atraksi, perbaikan amenitas, penguatan aksesibilitas, dan dukungan pada pelaku usaha yang mengutamakan prinsip keberlanjutan.

“Pemerintah daerah dan seluruh stakeholders dapat bersama-sama meningkatkan sinergi, kolaborasi, dan inovasi di tahun 2024, sehingga diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap kebangkitan perekonomian NTB,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda