Siapkan Destinasi, Dispar NTB Gelar Aksi Bersih di Pantai Pink

AKSI BERSIH: Mempersiapkan objek wisata dimasa pandemi agar siap dikunjungi, Dispar NTB, Pemkab Lotim, dan personel Kodim 1615/Lotim, serta masyarakat Jerowaru, melakukan aksi bersih pantai Pink, Sabtu pagi (13/3/2021). (dispar for radarlombok.co.id)

SELONG—Sejak pandemi Covid-19, Maret 2020 lalu, praktis sektor pariwisata di Lombok dan Sumbawa, Provinsi NTB, menjadi sektor yang paling awal terdampak. Bahkan mungkin juga akan menjadi bidang usaha yang paling akhir bisa pulih kembali.

Namun demikian, hal itu tidak menjadikan Dinas Pariwisata (Dispar) NTB menjadi patah semangat, untuk terus membangkitkan sektor andalan Pemprov NTB ini. Caranya, tentu mempersiapkan segala sesuatu, bahwa NTB meski dimasa pandemi, telah siap untuk dikunjungi wisatawan.

“Pertama kami terus menggalakkan seluruh pelaku jasa usaha wisata, seperti perhotelan, restoran, dan lainnya, termasuk SDM pariwisata, telah menerapkan protokol kesehatan atau CHSE. Berikutnya yang tak kalah penting, bagaimana membuat berbagai objek wisata yang kita miliki ini bersih dari sampah, sehingga aman dan nyaman dikunjungi para wisatawan,” kata Kepala Dispar NTB, HL Moh Faozal, disela aksi bersih di Pantai Pink, Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu (13/3/2021).

Gerakan Obyek Wisata Bersih yang digagas Dispar NTB setiap akhir pekan ini, lanjut Faozal, menyasar berbagai destinasi yang tersebar di Lombok dan Sumbawa secara bergiliran.

“Kali ini, karena lokasinya berada di Lombok Timur, maka kami juga bersinergi dengan Pemkab Lotim, personel Kodim 1615/Lotim, dan juga masyarakat Jerowaru,” jelas Faozal.

Dengan berbekal kantong plastik besar, masing-masing peserta Beach Clean Up menyusuri sepanjang pesisir pantai Pink, memungut dan membersihkan sampah, khususnya sampah plastik yang banyak berserakan.

Seperti diketahui bersama beber mantan Kabag Humas Setda NTB ini, persoalan kebersihan di kawasan objek wisata di Lombok dan Sumbawa, khususnya persoalan sampah, hingga kini masih menjadi permasalahan krusial yang mendesak segera dilakukan penanganan.

Hanya saja, ketika ditanyakan siapa yang harus mengelola kebersihannya? Jawaban pun terkesan masih saling lempar tanggung jawab.

“Wisatawan berani mengeluarkan uang jutaan rupiah berkunjung ke Lombok atau Sumbawa itu bukan untuk melihat onggokan sampah. Mereka ingin melihat keindahan alam, keunikan aneka ragam seni budaya, kelezatan kuliner, dan pulang dengan meninggalkan kesan yang baik. Kalau persoalan sampah saua tidak bisa diselesaikan di kawasan obyek wisata, bagaimana mereka (wisatawan) bisa mendapatkan kesan yang baik itu?” ujar Faozal setengah prihatin.

Dispar NTB sebagai instansi pemerintah yang memiliki Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) untuk mewujudkan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan) di kawasan destinasi wisata. Maka melalui Gerakan Obyek Wisata Bersih ini ingin memberikan contoh nyata, sekaligus edukasi (pembelajaran) kepada masyarakat.

“Apalagi nyaris sebelumnya semua guide (pemandu wisata) yang bertugas mengantarkan para wisatawan ke berbagai destinasi wisata selalu mendapat complain (keluhan) yang sama dari tamunya, soal sampah. Karena itu, mulai hari ini, mari kita menjalankan pola hidup bersih, dan selalu menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan,” imbau Faozal. (gt)

Komentar Anda