Puluhan Warga Kembali Gedor Dikbud NTB

Meminta Anak Mereka Diterima di SMA Negeri

PROTES – Kepala Dinas Dikbud NTB H Adiy Furqan saat menerima keluhan puluhan orang tua calon siswabaru, di Aula Handayani, Senin (13/7). (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)
PROTES – Kepala Dinas Dikbud NTB H Adiy Furqan saat menerima keluhan puluhan orang tua calon siswabaru, di Aula Handayani, Senin (13/7). (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Puluhan orang tua calon siswa baru yang belum mendapatkan sekolah, khususnya jenjang SMA, kembali mendatangi Dinas Dikbud NTB untuk mempertanyakan nasib anak mereka, Senin (13/7). Pasalnya, sampai saat ini anak-anak mereka belum diterima di SMA yang tempatnya mendaftar, padahal masuk di zonasi sekolah tersebut.

Kedatangan puluhan orang tua calon siswa baru tersebut diterima langsung Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB H Aidy Furqan dan sejumlah kepala bidang lainnya.

“Kami datang kesini untuk meminta kebijakan dan kepastian. Kapan anak- anak kami diterima sekolah dan sampai saat ini anak kita belum mendaftar ulang,” kata Ketua Aliansi Masyarakat Pesisir (AMP) Musda Harjuna kepada Radar Lombok, kemarin.

Dia berharap supaya kepastian dan kebijakan bisa di dengarkan langsung oleh orang tua wali dari siswa baru, agar mereka semua tenang dan bisa tidur nyenyak.

Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB H Adiy Furqan menjanjikan kepastian akan didapat pada Rabu (15/7) mendatang.

“Panitia PPDB akan mendistribusikan calon siswa baru yang belum diterima di sekolah tertentu tersebut ke sekolah negeri yang belum terpenuhi kuotanya,” jelas Aidy.

Aidy menyatakan, jika pihaknya tidak bisa melakukan pergeseran disebabkan oleh kuota sekolah yang diinginkan oleh para orang tua calon siswa baur tersebut yang sudah dihitung berdasarkan ketersedian rombongan belajar (Rombel).

‘Kalau rombelnya 10, tidak bisa dipaksa menjadi 12 rombel dan itu tidak mungkin,” katanya.

Menurut Aidy, yang menjadi persoalan saat ini orang tua wali belum menjadikan sekolah swasta itu menjadi opsi. Kenapa tidak dimasukkan dalam pilihan zonasi, karena dalam Permendikbud 44 tahun 2019 sekolah swasta di kecualikan, artinya bebas.

Di tempat yang sama Ketua PPDB NTB M Fauzan meminta orang tua wali para pendaftar calon siswa baru untuk sabar menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan. Yang terpenting semua anak usia sekolah harus mengenyam pendidikan.

‘Masih ada sekolah di kota pelum penuh rombelnya,” katanya.

Di Kota Mataram terdapat 11 SMA Negeri dan belum lagi sekolah swasta. Dari data, baru 8 SMA Negeri yang sudah terpenuhi kuota rombel calon siswa baru. Sisanya SMAN 8, SMAN 10 dan SMAN 11 Mataram belum terpenuhi kuota calon siswa baru. Nanti dari hasil verifikasi, calon siswa baru itu dekatnya di sekolah mana, yang tiga SMA masih lowong itu. 

“Kalau di dalam zonasi, kan sudah penuh rombelnya. Tidak mungkin kita paksakan untuk di tambah lagi,” tandasnya. (adi)

Komentar Anda