Jika punya keterampilan, sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi. Hal inilah yang dilakukan oleh warga Kampung Banjar Kelurahan Banjar Kecamatan Ampenan. Kerajinan berbahan sampah plastik mereka terpajang di galeri setempat.
SUDIRMAN-MATARAM
Para pembuat kerajinan adalah ibu-ibu setempat. Berkembangnya usaha ini berkat perjuangan Lurah Banjar, Muzakir Walad, yang jeli melihat peluang. Sampah tidak semata-mata masalah, melainkan juga menjadi peluang ekonomis.
Saat koran ini berkunjung beberapa hari lalu, berbagai macam hasil kreasi tangan unik tersedia di galeri seperti aneka bros, tas, vas bunga hingga boneka. Semua barang-barang ini terbuat dari sampah plastik. Kegiatan ini berawal dari program pengelolaan sampah berbasis kampung yang digagas pihak kelurahan. “ Dulu sampah tidak ada gunanya. Kini kami membuatnya menjadi berguna,” kata Santi, salah satu perajin setempat kepada Radar Lombok.
[postingan number=3 tag=”boks”]
Ia mengatakan, kini bukan saatnya menyia-nyiakan sampah plastik. Sebagian ibu-ibu setempat kini punya kesibukan mengolah sampah plastik menjadi uang. Satu produk memang membutuhkan ketelatenan perajin.
Perajin lainnya, Ismahan, menjelaskan, kerajinan dari bahan sampah cukup rumit. Namun dengan ketekunan dan ketelatenan, itu bisa dilakukan. Harga kerajinan dijual dengan harga murah mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu. Para perajin berkumpul dalam kelompok-kelompok. “ Sekarang sudah sulit menemukan sampah berserakan di lingkungan, itu dampak positif dalam pengolahan sampah plastik,’’ ungkapnya.
Lurah Banjar Muzakir Walad menambahkan, warganya bersemangat mengolah sampah.” Kita juga akan menuju hidroponik kelurahan, beberapa sampah plastik akan kita coba untuk dijadikan tempat tanaman,” katanya.(*)