Melihat Aktivitas di Kampung Kertas atau BaleAde Dusun Medas

Belajar dengan Menyenangkan, Kini Ramai Dikunjungi

Melihat Aktivitas di Kampung Kertas atau BaleAde Dusun Medas
KREATIVITAS : Salah satu aktivitas belajar dan membaca dilakukan anak - anak di salah satu sudut kampung kertas atau BaleAde di Dusun Medas, Desa Taman Sari, Gunung Sari. (Ahmad Yani/Radar Lombok)

Berkunjung ke Dusun Medas Bedugul Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari tidak afdol jika tidak singgah di Bale Anak Desa (BaleAde) atau populer sebagai kampung kertas. Lalu seperti apa aktivitas di BaleAde tersebut?


Ahmad Yani – Lombok Barat


Rumah-rumah warga  Dusun Medas, terdapat berbagai macam pernak pernik atau souvenir. Semuanya  berbahan dasar kertas bekas. 

Di hampir semua sudut  kampung kertas tersebut terpasang berbagai tulisan motivasi penting menuntut ilmu pengetahuan dan banyak membaca.  Semuanya terbuat dari bahan dasar kertas bekas.

Baca Juga :  Mengenal Muhammad Rizki Fauzi, Mahasiswa Perancang Alat Komunikasi Radio VOIP

Keberadaan berbagai pernak pernik   menjadi daya tarik kampung ini.

Kampung ini  populer dikenal masyarakat sekitarnya sebagai kampung kertas. Belakangan, nama kampung kertas  diubah menjadi BaleAde  kepanjangan dari Bale Anak Desa. Supardi menjadi inisiator  dari pembentukan kampung kertas atau Bale Ade tersebut.

Ia menuturkan, ide pembentukan kampung kertas atau BaleAde berangkat dari keprihatinan dirinya sebagai pemuda di Dusun Medas dengan kurangnya akses pengetahuan terhadap buku di wilayah tersebut. Akibat dari rendah akses ilmu pengetahuan dan buku di wilayah tersebut, berimbas kepada kurang kepedulian masyarakat sekitar terhadap sektor pendidikan. Begitu juga  rendahnya minat baca anak dan remaja dan minimnya kreativitas anak muda. ” Dengan keberadaan dari kampung kertas atau BaleAde ini menjadi solusi bagi permasalahan ada di Dusun Medas dan sekitarnya,” katanya kepada Radar Lombok Rabu kemarin (15/11).

Belakangan ini BaleAde selalu ramai dikunjungi, terutama akhir pekan.   Meski begitu, sangat tidak mudah bagi dirinya kala mendirikan BaleAde tersebut pada tahun 2014 lalu.

Hampir sebagian besar masyarakat setempat memandang sinis dan sebelah mata upaya yang dilakukannya. Namun pelan tapi pasti, masyarakat setempat pun mulai memberikan respon dan apresiasi terhadap pendirian  BaleAde itu.  Itu tidak terlepas dari kesungguhan, komitmen dan konsistensi dirinya memberikan pengabdian terbaik bagi desanya.  Keberadaan dari BaleAde pun kian dikenal. Sehingga pada tiap akhir pekan ramai dikunjung pihak luar.  ” Bahkan masyarakat dari luar desa pun ramai berkunjung setiap akhir pekan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Perjuangan Khairul Marhanik Lepas dari Jerat Narkoba

Sayangnya, pendirian BaleAde ini kurang memperoleh respon dari pemerintah desa.  Supardi pun tak mau ambil pusing. Ada atau tidak respon maupun dukungan dari pemerintah desa, BaleAde tetap berjalan.” Karena pendirian kita lakoni secara swadaya” terangnya.

Kini, dukungan dari pihak luar pun banyak diterima pihaknya. Terutama dukungan bagi pengadaan buku sebagai bahan koleksi  di perpustakaan BaleAde.

Supardi  mengaku, sangat bersyukur dengan keberadaan BaleAde ini dapat  memberikan spirit dan motivasi bagi anak – anak dan remaja setempat untuk giat belajar dan membaca buku.

BaleAde pun memiliki sejumlah relawan yang siap mendampingi, membimbing dan mengajar anak – anak beraktivitas disana. 

Konsep paling utama diterapkan di BaleAde adalah bagaimana belajar dengan penuh menyenangkan seolah seperti berekreasi.

Sehingga anak – anak tidak merasa jenuh dan cepak lelah. Karena semua aktivitas literasi, membaca dan belajar dilangsungkan dengan menyenangkan. ” Kita ingin menjembatani bagi peningkatan literasi atau membaca anak – anak dan remaja di Dusun Medas dan sekitarnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Cerita JCH Lanjut Usia yang Berharap Memeluk Wali Kota Sebelum Berangkat Haji

Orang tua pun sudah banyak mendukung aktivitas yang  dilakoni anak – anak dan remaja di BaleAde. Anak – anak dan remaja pun dengan inisiatif sendiri banyak bergabung.

Pihaknya kata Supardi, bertekad terus menjadi jembatan bagi pengembangan literasi dan kreasi. Pengembangan literasi akan meningkatkan pengetahuan, sedangkan pengembangan kreativitas akan menghasilkan karya yang nantinya bernilai jual sehingga bisa menjadi fundrising untuk pengembangan literasi secara lebih luas dan maju.

Kedepan pun pihaknya jika sudah mapan  berharap bisa memberikan beasiswa bagi anggota. Tujuan beasiswa untuk pengembangan minat dan bakat anggotanya. ” Sehingga ilmu yang diperoleh bisa dibagi juga ke teman – teman yang lain,” pungkasnya.(yan)

Komentar Anda