Warga Sape Ngamuk di Kantor Bupati

ILUSTRASI LELANG TANAH

BIMA-Puluhan warga Kecamatan Sape menggedor kantor Bagian Umum Setda Kabupaten Bima. Kursi dan perabotan kantor setempat dibanting ke lantai. Situasi itu membuat pegawai setempat histeris dan lari ke luar ruangan. Kejadian itu sebagai buntut dari persoalan lelang tanah eks jaminan.

''Kita ingin tanah eks jaminan di Sape dilelang khusus,'' desak Ketua Kelompok Tani Sape, Muhtar  Rabu kemarin (14/12).

Kata dia, lelang tanah eks jaminan adalah permainan dan kepentingan oknum tertentu. Petani asli yang menggarap lahan dirugikan.''Kita keberatan lelang tanah tidak transparan. Selama ini selalu ditipu oleh pencatut tanah,'' terangnya.

Ia menjelaskan, pencatut tanah sangat pandai memainkan harga tanah pada warga. Mereka mengikuti lelang bukan untuk menggarap, tapi untuk dijual lagi pada warga. ''Jelas kita sebagai petani sangat dirugikan. Karena harus membayar mahal pada pencatut,'' katanya.

Hal yang sama dikatakan Judi, warga Desa Sangiang, Kecamatan Sape. Kata dia, kedatangan puluhan warga menggunakan mobil pick up untuk klarifikasi. Namun, setiba di kantor Bagian Umum tidak ada pegawai maupun pejabat yang bisa ditemui.  ''Kita jelas marah. Apalagi ada informasi yang berkembang, ada permainan pada lelang tanah. Terbukti dengan diundurnya waktu pengumuman ini,'' ujarnya, kemarin.

Menurutnya, warga yang datang klarifikasi itu merupakan petani di beberapa desa di Kecamata Sape. Yakni, dari Desa Sangiang, Kale'o, Parangina dan Rasa Bou. ''Kita sudah meminta kebijakan pemerintah agar tanah di Sape tidak dilelang umum. Tapi, tidak direspon,'' ujarnya.

Karena tidak direspon, semua petani di Kecamatan Sape mengikuti lelang sesuai prosedur. Tujuannya, agar pemerintah tidak memenangkan orang lain. ''Kita minta kebijakan pemerintah. Kalau tidak, jangan salahkan kita sebagai petani,'' ancamnya.

Puluhan warga Sape itu datang dengan empat unit mobil pick up. Di Kantor Bupati Bima puluhan warga sempat dihadang anggota Sat Pol PP. Namun, Pol PP hanya mampu menahan mobil warga agar tidak masuk ke dalam halaman kantor bupati. Karena ditahan wargapun berjalan kaki menuju kantor Bagian Umum. Setiba di kantor Bagian Umum sekitar pukul 11.30 Wita. Warga yang sudah emosi langsung membanting kursi dan meja ke lantai.

Aksi warga tersebut mendapat pengamanan dari Anggota TNI. Wargapun mundur dan keluar dari dalam kantor. Sementara Kepala Bagian Umum H Budiman sudah beberapa hari tidak masuk kantor. Pegawai setempat mengaku, tidak mengetahui keberadaan Kabag tersebut. (dam)