GIRI MENANG-Merayakan hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus menjadi hak seluruh Warga Negara Indonesia, tidak memandang status sosial. Meskipun itu dirayakan oleh mereka yang jauh dari akses pelayanan dasar. Itulah yang dilakukan ribuan warga dusun terisolir Bun Beleng, Tibu Lilin dan Gerebekan Kecamatan Lembar, Lombok Barat Kamis kemarin (17/8).
Ribuan orang ini melakukan upacara bendera yang dipusatkan di atas bukit di MI Al-Mujahidin NW. Pakaian mereka pun tidak seperti peserta upacara pada umumnya yang seragam. Mereka tampil apa adanya, menggunakan sarung, sandal bahkan ada yang tanpa alas kaki. Mereka tampak gembira bisa merayakan hari kemerdekaan dengan mengikuti upacara yang baru pertama kali ini.
Hadir pula dalam kesempatan luar biasa ini Babinkamtibmaspol Bripka Made Surye, Babin Serka Arsiah, para kadus, tokoh masyarakat, pihak rumah cerdas dan wartawan serta Klub Paralayang Mandalika sebagai peserta apel.
Mengikuti upacara pertama kali bagi warga, tentu tidak semudah yang dibayangkan. Saat mereka dikomando merapikan barisan, banyak yang salah dan bingung. Inipun lantas menjadi kelucuan sendiri bagi warga yang menyaksikan upacara ini. Namun patut diacungi jempol, ketika bendera dikerek dan lagu Indonesia dinyanyikan, peserta nampak haru dan menghayati. “Patut kita syukuri berkat peran serta rumah cerdas dan wartawan Lobar kita bisa merayakan HUT RI bersama-sama,” ujar Guru MI Mustamin selaku pembina upacara.
Sementara itu Kadus Bun Beleng Mustain mengatakan, ini merupakan momen pertama kali warga merayakan kemerdekaan. “Kami begitu terharu sekaligus bangga bisa apel merayakan HUT kemerdekaan negara kita, karena ini pertama kali,” bebernya.
Usai upacara, warga pun dihibur dengan atraksi paralayang dari Klub Mandalika Paralayang. Tampak antusias dan sorak sorai warga yang hidup di atas ketinggian kurang lebih 400 meter dari permukaan laut ini. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Apalagi saat melewati jalan tanah dan berbatu lebih dari satu jam ke lokasi itu, butuh perjuangan keras.
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia(RI), menurut Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi sebagai momentum merajut kebersamaan. Gubernur yakin, melalui kolektifitas atau kebersamaan akan membuat NTB bisa lebih maju.
Dikatakan, mengisi kemerdekaan haruslah dengan semangat bekerja lebih keras lagi. Semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat harus bisa bersama-sama bekerja keras dan mau berkorban untuk NTB. “Kolektifitas itu yang akan menghasilkan nilai tambh dari kerjaan kita,” ucapnya usai menjadi inspektur upacara detik-detik proklamasi HUT ke-72 Kemerdekaan RI di lapangan Gumi Gora.
Gubernur lalu mengajak keluarga besar NTB untuk semakin mengokohkan persatuan dan kesatuan. Semua pihak harus bisa bekerja bersama dengan lebih giat lagi dan tidak takut berkorban demi kemajuan NTB.
Dalam arahannya pada apel pagi hari, tidak lupa ia mengajak untuk mensyukuri kemerdekaan. Menurutnya, proklamasi kemerdekaan merupakan karunia Tuhan melalui perjuangan panjang dari seluruh bangsa Indonesia. “Wajib bagi kita semua untuk senantiasa bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini. Caranya dengan berjuang bersama merawat NKRI dan mengisinya dengan berbagai aktivitas pembangunan, untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan itu sendiri,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan, pelaksanaan pembangunan di NTB selama ini telah berjalan cukup baik dan berhasil menorehkan berbagai prestasi. Meskipun diakuinya, masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki bersama.
Kemajuan-kemajuan tersebut, tergambar dari perbaikan indikator utama pembangunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB. “Indikator kesejahteraan masyarakat yang diukur dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan daya beli, serta pengurangan angka kemiskinan. Kemudian dari aspek pendidikan, kesehatan serta peningkatan peluang kerja dan kesempatan usaha, termasuk kemajuan pembangunan infrastruktur dasar yang semakin menyentuh dan memberikan daya dukung bagi meningkatnya aktivitas sosial budaya dan ekonomi masyarakat,” terang gubernur.
Pertumbuhan ekonomi NTB selama tiga tahun berturut-turut juga selalu berada di atas rata-rata nasional. Pertumbuhan tersebut cukup signifikan mencapai 5,82 persen pada tahun 2016. “Sejak 2008 hingga 2016, kita juga telah berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 16,02 persen dari 23,4 persen pada akhir tahun 2008. Artinya setiap tahun, program pengurangan kemiskinan di NTB berhasil menurunkan angka kemiskinan rata-rata sebesar 1 persen,” klaimnya.
Begitu juga dengan tingkat pengangguran terbukabisa diturunkan menjadi 3,94 persen. Hal itu berpengaruh pada indeks gini ratio sebesar 0,36 poin dan lebih baik dari rata-rata nasional yang mencapai 0,40 poin.
Kedepan, lanjutnya, masyarakat sedang menyongsong agenda besar demokrasi yaitu Pemilihan umum kepala daerah (pilakda) serentak. Untuk itu, gubernur menghimbau agar semua pihak dapat menjaga semangat persaudaraan. “Bersama-sama kita menciptakan kondusivitas daerah, dengan mengembangkan semangat politik yang mencerdaskan,” ujarnya.
Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin menegaskan, makna kemerdekaan haruslah diisi dengan hal-hal positif. Negara juga telah memberikan kebebasan berpendapat dan berkumpul, namun kebebasan tersebut haruslah tetap terkontrol.
Berbagai ketertinggalan NTB yang masih ada juga sudah saatnya semakin dikejar serius. Pemprov NTB sendiri semakin serius memberantas keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan. “Itulah makna kemerdekaan, NTB bisa lebih maju,” tandasnya. (zwr/zul)