Satgas Pangan Siap Kawal Distribusi Beras NTB

SATGAS PANGAN: Dirreskrimsus Polda NTB yang juga Ketua Satgas Pangan NTB, Kombes Pol Anom Wibowo, Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, dan Kabid PDN Disdag NTB, Hj Roro Sri Rahmatari saat pertemuan Satgas Pangan, Selasa (25/7) (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Satuan Tugas (Satgas) Pangan, khususnya Satgasus beras menggelar pertemuan untuk memastikan ketersediaan dan serapan pembelian beras di Provinsi NTB, bertempat di Kantor Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB, Selasa kemarin (25/7).

Pertemuan yang dihadiri Kepala Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Ketua Satgas Pangan Provinsi NTB, yang juga Dirreskrimsus Polda NTB, Kombes Pol Anom Wibowo dan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj Roro Sri Rahmatari.

Ketua Satgas Pangan Provinsi NTB, Kombes Pol Anom Wibowo mengatakan, satuan tugas khusus (satgasus) beras merupaan tim yang dibentk khusus oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk menjaga stabilitas harga beras di tengah masyarakat, sesuai dengan kualitas maupun harga yang layak. Terlebih lagi sekarang ini, banyak terjadi di tengah masyarakat harga yang bervariasi apakah itu beras medium maupun premium.

“Satgasus beras ini bisa terlaksana dengan baik walaupun tanpa adanya satu upaya-upaya refresif tapi cukup dengan persuasif saja,” kata Anom Wibowo dihadapan jajaran Divre Bulog NTB dan puluhan mitra pengadaan beras Perum Bulog NTB.

Dikatakan, Tim Satgas Pangan khususnya di institusi penegakan hukum fungsinya adalah menyemangati, berkonsultasi serta melakukan pengawasan terkait dengan kondisi berbagai masalah pangan termasuk didalamnya perberasan yang menjadi makanan pokok dan keberadaanya sangat vital bagi masyarakat.

Dia mencontohkan, untuk kisaran harga beas di wilayah Provinsi NTB masih tergolong normal, atau tidak ada terjadi disparitas harga yang terlalu tinggi, sehingga berdampak merugikan masyarakat selaku konsumen. Kendati demikian, Tim Satgas Pangan yang terdapat di dalamnya penegak hukum tetap  melakukan pemantauan dan pengawasan dari sisi pengadaan dan juga penyaluran/penjualan beras di tengah masyarakat selaku konsumen.

Baca Juga :  Konversi Bank NTB, Nasib Jamkrida Tak Jelas

“Untuk masalah beras dan pangan secara umum kami akan terus melakukan konsultasi dan koordinasi bersamas pihak terkait lainya, seperti Dinas Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian maupun Perum Bulog Divre NTB,” jelasnya.

Satgas pangan saat ini tidak akan memberikan intervensi sebab dari sisi ketersediaan stok masih sangat mencukupi bahkan harganyapun masih normal. “Jadi kami tidak akan melakukan intervesi kecuali kalau ada harga beras curah yang kemudian melebihi HET itu baru dilakukan intervensi,” ucapnya.

Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun  mengatakan, saat ini serapan pembelian gabah ditingkat petani oleh Perum Bulog NTB baik itu melalui tim Satker maupun perusahaan mitra terus dilakukan. Pembelian gabah petani dengan mengacu harga pembelian pemerintah (HPP) terus dilakukan untuk menyerap gabah petani sebanyak banyak untuk kebutuhan stok cadangan pangan daerah maupun nasional. “Serapan pembelian Bulog masuk peringkat 5 nasional di pertengah Juli. Ini menunjukan pembelian gabah petani terus meningkat,” kata Ma’mun.

Dikatakan, stok ketahanan cadangan pangan khsusnya beras di NTB dalam kondisi aman. Karena kebutuhan  untuk NTB sudah tercukupi sampai dengan 9 bulan kedepan dengan ketersediaan stock setara beras saat ini sejumlah 61.000 ton beras atau ketahanan stock sampai dengan bulan Maret 2018. Apalagi pengadaan yang dilakukan Perum Bulog Divre NTB terus berjalan. “Artinya bahwa Provinsi NTB secara Umum surplus beras,” jelasnya.

Baca Juga :  Optimis Penjualan Pirelli Naik 10 Kali Lipat

Atas keberhasilan Bulog NTB melakuan pembelian hingga mencapai surplus, pemerintah pusat kemudian menugaskan Bulog NTB untuk memasok kebutuhan beras untuk Provinsi Bali sebanyak 3.000 ton dalam program Movenas.

Pengiriman beras dari NTB ke Bali merupakan salah satu prestasi Perum Bulog Divre NTB pada tahun 2017 ini. Pengadaan Divre NTB sampai dengan bulan Juli 2017 sejumlah 43.354 ton setara beras atau 40 persen dari target tahun 2017 sejumlah 184.000 ton beras.

Secara nasional Bulog Divre NTB menempati ranking 5 dari jumlah serapan beras sampai dengan bulan Juli ini. “Kita masih punya waktu 6 bulan lagi dan kita optimis target akan tercapai,”  kata Ma’mun.

Sementara itu, Kepala Bidang PDN Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj Roro Sri Rahmatari mengatakan, produksi beras asal NTB memiliki kualitas yang sangat bagus. Dengan demikian, masyarakat NTB tidak perlu cemas dan khawatir dengan kualitas beras produksi NTB untuk dikonsumsi. “Beras yang ada di pasar tradisional maupun modern sudah memiliki kualitas bagu,” kata Roro.

Roro Rohmatari  menambahkan, untuk arus distribusi beras di NTB dari produsen kepada konsumen sangat lancar sehingga pihaknya optimis tidak ada beras lama atau beras oplosan yang beredar.

“Hingga saat ini beras oplosan tidak ada yang beredar di NTB, karena keluar masuknya beras ke daerah ini tercatat melalui pintu masuk yang ada di Pelabuhan,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda