Putra Orbit Tersingkir Lewat Adu Penalti

BERJIBAKU: Penjaga Gawang dari PS Lingsar Rizal Gentong (46) sukses berjibaku menepis tendangan pemain PS Orbit kala adu penalti (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG— Hujan deras warnai jalannya pertandingan antara tim Persatuan Sepakbola (PS) Lingsar menundukkan  Putra Orbit melalui  drama adu penalti. Putra Orbit terpaksa tersingkir dengan skor 4-3  dalam lanjutan turnamen terbuka Garuda Muda Cup 2017 di Lapangan Umum Narmada, Senin  (2/4).

Selama pertandingan, kekuatan kedua tim seimbang. Satu sama sama lain saling melancarkan serangan. Namun demikian, panjang 90 menit pertandingan tak satu pun gol tercipta di laga itu.

Penjaga gawang PS Lingsar, Rizal Gentong (46), menjadi penyelamat bagi timnya setelah mampu menepis tendangan penalti yang dilakukan Guntur (9) dari Putra Orbit.

[postingan number=3 tag=”garuda”]

Sementara di kubu Putra Orbit, tercatat ada 2 penyelamatan yang dilakukan oleh Armansyah (1). Penampilan Armansyah bisa dianggap lebih memukau disbanding Rizal Gentong. Toh meski dua kali melakukan penyelamatan tak membuat Putra Orbit pulang membawa kemenangan.

Baca Juga :  Redwood A Taklukkan Batu Kuta

Kekalahan Putra Orbit dalam adu penalti itu disebabkan oleh para pemainnya sendiri. Kala adu penalti terjadi, banyak tembakan melenceng tidak tepat sasaran. Praktis, Rizal Gentong bisa lebih santai disbanding Armansyah.

Sejak paruh pertama pertandingan dimulai, keadaan lapangan Narmda yang tergenang air, rupanya membuat kedua tim kesulitan membangun serangan. Aliran bola pun terbilang mandeg.

Puji (7), salah satu pemain PS Lingsar mengatakan, lapangan yang dipenuhi genangan membuat ia dan teman-temanya kesulitan mengalirkan bola dari satu lini ke lini lain. Bahkan, ia juga mengeluhkan keadaan lapangan yang kerap kali membuat para pemain jatuh terpeleset.

Baca Juga :  Mars Praya Dikandaskan SSB Ideal

Hal sama juga dikeluhkan Guntur (9) dari Putra Orbit. Katanya, lapangan yang becek sangat sulit membuat permainan berkembang. “Bola berat dan berair. Sulit melakukan long pass,” ungkapnya.

Karena kesulitan membangun serangan, ia dan timnya menyiasati permainan dengan menjaga jarak antar lini lebih rapat. Dengan demikian, bola yang basah dan bertambah berat itu lebih mudah dialirkan.

Keluhan ini belum lagi dipadani dengan sepatu dan kaos kaki para pemain yang berambah berat. Kondisi ini disebutnya menambah dua kali lipat energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan bola. (cr-adi/*)

Komentar Anda