Petani Sakti Terancam Menanam Ulang

TANAM ULANG: Tampak Kepala Desa Lepak Timur, Muhammad Tahir, menunjukkan tanaman padi yang mulai terlihat mongering karena kekurangan air, sehingga petani terancam menanam ulang (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG–Meski sudah memasuki musim hujan, beberapa desa di Kecamatan Sakra Timur (Sakti) masih belum bisa bernapas lega. Pasalnya, masih banyak petani yang belum menanam padi, sebaliknya petani yang sudah mulai menanam sudah mulai resah. Seperti yang terjadi di Desa Lepak Timur, sebagian besar petani mengalami kekeringan dan akan menanam ulang, jika air tidak kunjung datang.

“Jika air tidak kunjung datang dalam seminggu, saya yakin petani akan kembali menanam padi ulang yang akan mengakibatkan beban masyarakat bertambah,” ungkap Kades Lepak Timur, Muhammad  Tahir, saat ditemui dirumahnya, Senin (2/1)

Dikatakan, jika permasalahan air tidak secara tanggap diselesaikan oleh pemerintah, kuat kemungkinan akan mengulang sejarah seperti tahun 2015 silam. Dimana ratusan hektar sawah petani memgalami kekeringan, dan akibatnya petani harus menjerit mengalami kerugian.

Untuk mengatasi pengalaman 3 tahun silam, dirinya meminta semua pihak terkait untuk membantu petani di awal-awal musim. Jangan sampai petani Sakti mengalami kerugian dan menanam ulang padinya. “Jangan hanya berbuat setelah petani mengalami kegagalan saja. Bantulah masyarakat ketika masyarakat membutuhkan,” tegasnya.

Baca Juga :  Pemkab Diminta Perhatikan Kasus Kekeringan

Petani yang merupakan masyarakat kalangan bawah jangan hanya bisa dijual dalam suatu rencana, namun ketika rencana itu sudah didapatkan, tidak ada yang berani menampakkan diri di muka para pendukung yang setia membantu mereka. ”Jadi saya minta kepada pemerintah hingga pejabat bawah untuk mendeteksi dini bencana kekeringan yang selalu melanda masyarakat,” ujarnya.

Disampaikan, sejak memasuki musim padi, sebagaian masyarakat Sakti banyak yang menanam, dan ada sebagian yang belum menanam. Namun petani yang sudah mulai menanam padinya juga telah mulai menguning, yang diakibatkan air tidak ada yang mengalir selama dua minggu terakhir.

Baca Juga :  Lobar Siaga Kekeringan, BPBD Jemput Bola

“Di Lepak Timur ini ada sekitar 20 persen yang belum menanam. Namun yang sudah menanam ini terancam menanam ulang jika tidak bisa di drop kan air,” keluhnya.

Untuk mengatasi kekeringan yang terjadi saat ini, jangan terlalu berharap air hujan. Namun bagaimana caranya air itu bisa di drop kan ketika masyarakat membutuhukan. ”Kita kan mempunyai banyak pakar. Misalnya membuka sadal 7 dan sadal 8, yang akan diperuntukkan untuk Sakra Timur. Kalau benar-benar serius awal tahun ini juga dikerjakan. Jangan menunggu petani merugi, kasihan,” keluhnya.

Melihat kondisi hal ini, saya mengimbau kepada semua pihak untuk serius memikirkan nasib para petani yang selalu menjerit mengeluhkan nasib mereka yang kian memburuk. “Jangan hanya petani dijadikan ajang politik saja, namun ketika membutuhkan bantuan, semua pihak melempar tanggung jawab,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda