BIMA-Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispertapah) Kabupaten Bima merilis jumlah kerugian akibat banjir pada sektor pertanian.
Berdasarkan data, para petani mengalami kerugian sekitar Rp 34 miliar. ”Kita sudah mendata semua kerugian petani. Data ini akan kita laporkan ke Bupati Bima dan akan diteruskan ke Kementan RI,” ungkap Kepala Dispertapah Kabupaten Bima, M Tayeb, kemarin (29/12).
Kata dia, dari laporan yang diterima, kerusakan tanaman petani bervariatif. Seperti kerusakan pada komoditi padi mencapai 7.014 hektare. Terdiri dari rusak ringan sebesar 366,6 hektare. Sementara rusak berat dan dipastikan puso sebesar 359 hektare. ”Kita prediksi kerugian pada komoditi padi sekitar Rp 7,7 miliar,” sebutnya.
Selain padi, banjir bandang juga merusak tanaman bawang merah dan jagung. Tanaman yang ditaksir berusia 20 hingga 40 hari itu hancur dibawa arus banjir. ”Tanaman bawang merah rusak sekitar 41,5 hektare. Kerugiannya mencapai Rp 23,3 miliar. Begitu juga dengan jagung,” ujarnya.
Ia mengaku, tanaman warga yang rusak parah terjadi pada empat kecamatan di wilayah timur Kabupaten Bima. Yakni Wawo, Sape, Wera dan Ambalawi. ”Musibah ini terjadi karena angin timur. Jadi pantas di wilayah timur dampaknya paling parah,” terangnya.
Tayeb mengupayakan agar petani yang mengalami kerugian bisa mendapatkan bantuan. Minimal bantuan itu berupa benih agar petani bisa menanam ulang. ”Saya akan upayakan dengan meminta bantuan pada Kementan. Tapi sebelum itu kita akan bersurat terlebih dahulu,” pungkasnya. (dam)