Pedagang di Pasar Seni Terlibat “Perang” Harga

PASAR SENI: Pedagang di Pasar Seni Sayang-Sayang tengah menunggu kedatangan tamu (wisatawan) belum lama ini (Fahmy/Radar Lombok)

MATARAM– Perang harga antar pedagang sovenir di Pasar Seni Sayang-Sayang masih terjadi sampai saat ini. Persaingan tidak sehat antar pedagang terjadi karena sepinya tamu yang datang, serta tidak adanya asosiasi yang mewadahi mereka.

H. Hamdan Rizal, salah seorang pedagang setempat mengakui antar satu pedagang dengan pedagang lainnya memberlakukan harga yang berbeda-beda secara tajam, terjadi perang harga. Kondisi ini diakui Hamdan sudah lama terjadi namun belum ada solusi sampai saat ini.” Persaingan harga antara sesama pedagang jadi keluhan kami,” ungkapnya kepada Radar Lombok belum lama ini.

Beberapa tahun lalu pedagang setempat membentuk asosiasi. Namun asosiasi yang dibentuk tidak bertahan lama karena anggota tidak menjalankan hasil kesepakatan  soal harga.” Dulu sudah ada organisasi, tetapi sudah bubar,” ungkapnya.

Ia berharap ada intervensi Pemkab soal ini.”Kami berharap ada keterlibatan pemerintah menghidupkan kembali organisasi,” pintanya.

Di akhir tahun ini Hamdan mengaku tamu yang datang tengah ramai.  Yang paling banyak dibeli  adalah sovenir khas Lombok seperti gantungan kunci dan lain-lain.

Pedagang setempat berjumlah sekitar 20 orang. Mereka juga berharap Pemkot rajin menggelar event di pasar ini supaya tamu semakin banyak yang datang.

Terpisah, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh berjanji akan memusatkan event di Pasar Seni Sayang-Sayang. Menurut Ahyar, pasar seni ini sangat berpotensial untuk dikembangkan menjadi pusat kegiatan seni dan pasar oleh-oleh.”Kedepannya pelan-pelan akan kita jadikan sebagai pusat kegiatan budaya,” ungkap Ahyar.

Diantaranya, mulai saat ini sedang dipersiapkan bagaimana agar pasar ini bisa menjadi pusat atraksi budaya dan seni. Sebab sampai saat ini memang Kota Mataram belum memiliki satu lokasi yang baik untuk pelaksanaa penampilan atraksi budaya dan kesenian secara terbuka. Ahyar juga berharap para pedagang memiliki kreasi sendiri, tidak sepenuhnya mengandalkan pemerintah.”Para pedagang juga diharapkan punya cara tersendiri untuk mendatangkan pembeli,” katanya.

Misalnya para pedagang menjalin komunikasi dengan pihak luar seperti pengusaha travel, kerjasama dengan para pemandu agar tamu bisa diarahkan ke tempat mereka.

Kedepan Pemkot akan menambah fasiltas pasar seni ini  sehingga bisa menjadi pusat atraksi budaya dan kesenian.(ami)