PRAYA-Keberadaan Lombok Tengah dibawah kepemimpinan Bupati HM Suhaili FT, kembali meraih predikat bergengsi di ajang nasional. Yakni, sebagai kabupaten pelopor penyandang disabilitas.
Hal ini diungkapkan Bupati HM Suhaili Ft saat menghadiri pengirangan hari disabilitas di Bencingah Agung Adiguna Alun-Alun Tastura, Jumat (2/12). Bupati mengatakan, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya. Mereka dilahirkan tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Baik mereka itu berkelainan tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan tunalaras.
Terhadap banyaknya kelainan yang dimilikinya, diperlukan pendidikan dan pelayanan khusus sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan potensi mereka. Terhadap hal itu, pemerintah telah mengupayakan dan memberikan kesempaan seluas-luasnya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk berkiprah sesuai dengan bidang mereka masing-masing.
Sejauh ini, Pemkab Lombok Tengah telah membangunkan banyak Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai satu wadah mereka menempa ilmu dan bimbingan. Termasuk telah diberikan fasilitas pendukung lainnya. Terhadap perhatian tersebut, Kabupaten Loteng masuk dalam 10 besar dan kabupetan pelopor dinilai pemerintah pusat telah berhasil membina ABK.
Salah satu contoh, salah seorang tunanetra berhasil meraih juara di tingkat nasional. “Kami telah memberian luang dan tempat seluas-luasnya bagi penderita berkebutuhan khusus. Dukungan yang selama ini kita berikan Alhamdulillah sukses dengan satu penderita tunanetra berhasil lomba bernyayi di tingkat nasional,” papar bupati.
Dengan keberhasilan tersebut lanjutnya, pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disoskertrans) dan sejumlah lembaga lainnya telah menggulirkan bantuan. Seperti saat ini, pemerintah telah memberikan kursi roda dan beberapa fasilitas lainnya. “Untuk pendidikan inklusi sendiri, ada dana khusus dari Kemendikbud melalui dikpora,” ungkapnya.
Sementara itu Sri Sukarni selaku ketua panitia mengaku salut atas perhatian yang telah diberikan Bupati Loteng terhadap penyandang distabilitas. Terhadap perhatian ini, menurutnya ini merupakan bukti nyata kalau Pemkab Loteng menilai para penyandang ini mampu memberikan yang terbaik bagi daerah.
Selain itu lanjutnya pendidikan mereka juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 dan PP Nomor 17 Tahun 2010, pasal 129 ayat 3. “Kami sangat syukuri Pemkab Loteng telah memberikan porsi yang baik bagi penyandang ABK,” cetusnya.
Sri menambahkan, kegiatan memperingati hari desibilitas ini, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Persatuan Tunanetra Indonesia (Portoni), Himpunan Wanita Distibilitas Indonesia (HWDI), Gerakan Kesejahteraan Tunarungu (GKT). Dalam kesempatan itu, para ABK menunjukkan kebolehan mereka, baik di bidang seni tarik suara, menari dan yang lainnya. Hal ini mampu menyedot perhatian peserta dan penonton. (cr-ap)