Krisis Toleransi Jadi Agenda RDP

MEMAPARKAN: Hj Rabiatul Adawiyah saat memberikan agenda RDP di hadapan masyarakat Praya Timur belum lama ini (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Belakangan ini krisis tolernasi antar sesama mulai menurun dan menjadi pemicu terjadinya komflik antar umat dan kelompok suku dan lainnya.

Persoalan ini terungkap dalam acara rapat dengar pendapat (RDP) anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Hj Rabiatul Adawiyah di kantor camat Praya Timur Lombok Tengah belum lama ini mengaku, kalau krisis toleransi ini sangat berhubungan erat dengan kepercayaan. Lebihnya lagi di Indonesia, tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak  di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

[postingan number=3 tag=”loteng”]

Dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut, di Indonesia ada sekitar 1128 suku, sehingga bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multikultural, karena terdiri atas berbagai suku bangsa, ras, budaya, agama, bahasa, dan tradisi yang berbeda-beda.

Rabiah menambahkan, belakangan ini bangsa Indonesia seolah sedang mengalami krisis toleransi, karena adanya berbagai pemberitaan konflik antar suku atau antar umat beragama di beberapa daerah di Indonesia. 

Maka dari itu, seharusnya kita meningkatkan sikap toleransi kepada semua suku dan agama yang ada di Indonesia.Sikap toleransi itu, tentunya harus diwujudkan dengan sikap saling menghormati, menghargai, dan yang lebih penting adalah menanamkan sikap tidak mencela atau menghina satu dengan yang lainnya.  Pentingnya penegasan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” ini bertujuan untuk memperkuat wawasan nusantara. Artinya, harus mempunyai cara pandang dan sikap sebagai bangsa Indonesia yang mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  “Dalam pertemuan ini, saya berharap agar masyarakat lebih leluasa dan dewasa menyikapi persoalan, marilah kita jadikan bhineka tunggal ika sebagai permersatu,” harapnya.  (cr-ap)

Komentar Anda